"Peristiwa yang terjadi pada hari Minggu (22/1), pukul 00.00 WIB, juga mengakibatkan 12 rumah rusak ringan dan 12 rumah lainnya terancam longsor," katanya, di Cilacap, Senin.
Menurut dia, kejadian tersebut mengakibatkan 19 keluarga yang terdiri atas 62 jiwa mengungsi ke rumah-rumah warga yang dinilai aman.
Pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Majenang telah mengecek lokasi kejadian di Dusun Jatiluhur RT02 RW05, Desa Padangjaya.
"Kami mendapat informasi jika tanah bergerak itu pertama kali terjadi pada Selasa (17/1), pukul 18.00 WIB," katanya lagi.
Hingga saat ini, kata dia, luas retakan akibat tanah bergerak telah mencapai 2 hektare di permukiman warga dan melintasi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Majenang dengan Salem, Kabupaten Brebes.
Terkait hal itu, Tri Komara mengatakan pihaknya akan segera menyurati Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi untuk meminta agar dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanah di Dusun Jatiluhur.
"Jika nantinya warga direkomendasikan untuk direlokasi, tentunya harus dicarikan lahan yang aman. Untuk sementara, kami mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan adanya gerakan tanah susulan," katanya pula.
Menurut dia, warga juga diminta untuk segera menutup rekahan tanah guna menghindari terjadi longsor.
Pihaknya juga telah membuka posko pengungsian dan dapur umum.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017