• Beranda
  • Berita
  • Mengapa perut pria buncit, pinggul wanita lebar?

Mengapa perut pria buncit, pinggul wanita lebar?

27 Januari 2017 17:40 WIB
Mengapa perut pria buncit, pinggul wanita lebar?
ilustrasi obesitas (ANTARA News / Insan Faizin Mubarak)
Jakarta (ANTARA News) - Selama ini, diyakini perut para laki-laki membuncit karena mereka suka meminum bir.

Sementara itu, bila bobot bertambah, pinggul dan kaki para perempuan akan membuat tubuh mereka seperti buah pir.

Tetapi, kini terjawab mengapa terjadi demikian, berdasarkan keterangan Dr Zhaoping Li, dari University of California, Los Angeles, Amerika Serikat.

Dilansir dari Daily Mail, hormon estrogen pada perempuan membuat mereka menyimpan lemak di pinggul dan kaki. Ini juga menjadi tabungan energi mereka saat hamil.

Laki-laki menyimpan bobot mereka di sekitar perut. Tetapi, cara penyimpanan seperti ini membuat mereka berisiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung bila tidak berolah raga.

Berolahraga memberikan ruang bagi mereka untuk mengonsumsi lebih banyak lemak, mencegah lemak berada di sekitar organ mereka, disebut juga lemak visceral.

Saat lemak berkumpul di sekitar perut, mereka mengeluarkan zat kimiawi ke aliran darah yang mengganggu metabolisme, tekanan dan penggumpalan darah.

"Saat mereka kehabisan penyimpanan di perut, lemak akan mulai berkumpul di liver, pankreas dan otot," kata dia.

Hal yang sama juga terjadi pada perempuan, tetapi kapasitas ekstra mereka di kaki dan pinggul memberi mereka perlindungan. Saat menopause, lemak akan lari ke perut.

Kesimpulan ini ada setelah studi September lalu, yang menyebutkan bahwa obesitas (spare tyre) lebih berbahaya bagi jantung dari dugaan sebelumnya.

Menurut peneliti dari Boston University, setiap tambahan di rongga perut berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular.

Penelitian terhadap 15 ribu orang di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa laki-laki yang memiliki lemak di perut namun memiliki indeks massa tubuh (BMI) normal berisiko ganda kematian dini bila dibandingkan dengan mereka yang kelebihan berat badan namun tidak berperut buncit.

Pada 2014, peneliti di University College London menemukan bahwa perempuan yang naik berat badan setiap dekade berisiko 33 persen kanker payudara.

Penerjemah:
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017