Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan, pembagian paket terdiri atas mesin kapal, alat konversi (converter kit) dengan pemasangannya, dan tabung elpiji tiga kg beserta isinya.
"Semoga dengan pemberian ini ekonomi masyarakat akan lebih baik dan energi menjadi lebih ramah lingkungan," katanya saat bertatap muka dengan para nelayan di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat.
Para nelayan kecil di Karangasem, Bali tersebut telah menerima 625 paket konversi elpiji pada 2016 dan pemerintah akan membagikan lagi 1.120 paket lainnya pada 2017.
"Tahun ini, (nelayan di Karangasem) membutuhkan 1.116 unit, kami akan penuhi. Bahkan, kami kasih 1.120, empatnya buat cadangan," ujarnya.
Menurut Jonan, program bantuan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam diversifikasi BBM ke BBG, meningkatkan ketahanan energi dan perekonomian nelayan, serta menekan subsidi BBM.
"Sesuai arahan Presiden, APBN ini uangnya rakyat, jadi dikembalikan ke rakyat seoptimal mungkin," katanya.
Pemerintah telah menetapkan kriteria bagi nelayan yang menerima paket perdana konversi BBM ke BBG antara lain ukuran kapal di bawah lima "gross tonnage" (GT), memiliki bahan bakar bensin atau diesel, dan daya mesin kapal di bawah 13 "horse power" (HP).
Untuk jenis alat tangkap yang digunakan adalah ramah lingkungan dan belum pernah menerima bantuan sejenis dari pemerintah baik pusat dan daerah maupun badan usaha.
Menurut Jonan, para nelayan akan menghemat pengeluaran sebesar 24,69 persen atau Rp11.150 per hari dengan asumsi harga elpiji tiga kg per tabung sebesar Rp34.000 atau elpiji nonsubsidi.
Bahkan, nelayan bisa menghemat hingga 62,35 persen atau Rp28.150 per hari, apabila harga elpiji tiga kg/tabung sebesar Rp17.000 atau bersubsidi.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017