Manado (ANTARA News) - Sekretariat Regional Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) berkomitmen meningkatkan peran koordinasi dan mengawal beberapa isu penting, seperti konservasi kelautan, perikanan berkelanjutan, perubahan iklim, keanekaragaman hayati laut dan ketahanan pangan.CTI-CFF memberikan masukan untuk forum politik tingkat tinggi tentang tata kelola kelautan ..."
"Peran yang diemban oleh kantor sekretariat regional CTI-CFF memang pada dasarnya bersifat regional, namun demikian dari sisi letak dan keberadaan gedungnya di Kota Manado juga memiliki interpretasi lebih luas," catat Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A. Pratikto dalam keterangan pers yang diterima ANTARA Sulawesi Utara, Minggu.
Ia mengemukakan, interpretasi lebih luas itu menyangkut komitmen nasional Pemerintah Republik Indonesia mendukung kegiatan-kegiatan konservasi, perikanan berkelanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia yang menjadi bagian dari kawasan segitiga karang.
Dalam perspektif nasional, dikemukakannya, keberadaan kantor Sekretariat Regional CTI-CFF di Kota Manado secara geografis diharapkan menjadi salah satu pusat berbagai kegiatan penting tingkat nasional.
Gedung Sekretariat Regional CTI-CFF adalah sebuah tengara (landmark) baru di ujung timur Pulau Sulawesi yang melambangkan kesiapan Kota Manado menjadi pusat kegiatan antarbangsa.
CTI-CFF menjadi organisasi multilateral pertama yang berkantor di Manado, dan menurut dia, diharapkan dapat menggerakkan wacana/diskusi sekaligus aksi nyata dari kerjasama multilateral di bidang lain.
Selain itu, CTI-CFF akan menjadi salah satu wakil utama Indonesia di kancah kegiatan negara-negara di kawasan Indo Pacific.
Gedung Sekretariat Regional CTI-CFF diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti pada 1 Desember 2015 yang bertepatan dengan penyelenggaraan CTI-CFF Senior Officials Meeting (SOM) ke-11 di Manado.
Widi menyatakan, dalam perspektif regional, maka CTI-CFF berperan menggerakan kelompok kerja di bidang bentang laut, pengelolaan perikanan berbasis ekosistem, kawasan perlindungan laut, adaptasi perubahan iklim, spesies yang terancam dan peningkatan kapasitas di enam negara anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste.
CTI-CFF juga menjalankan fungsi diplomasi dalam meredakan konflik atau ketegangan antarnegara anggota.
"Terakhir, CTI-CFF menjalankan fungsinya sebagai sebuah inisiatif atau wadah baru kawasan segitiga karang memerangi kemiskinan melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya di bidang ketahanan pangan," catatnya.
Dalam perspektif internasional, dikemukakannya, CTI-CFF adalah mitra kerja yang diakui keberadaannya oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa di antaranya melalui Badan PBB Urusan Ekonomi dan Sosial (United Nations Department of Economic and Social Affairs/UNDESA) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).
"CTI-CFF memberikan masukan untuk forum politik tingkat tinggi tentang tata kelola kelautan, konservasi kelautan, perikanan berkelanjutan, dan ketahanan pangan, termasuk tujuan nomor 14 dari Sustainable Development Goals, yaitu kehidupan di bawah air," catatnya.
Peran penting lainnya, menurut dia, adalah membantu memerangi kegiatan perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan dan tidak sesuai peraturan melalui berbagai program , serta pendekatan dalam forum maupun kegiatan internasional.
"Beberapa peran strategis yang diemban kantor sekretariat regional CTI-CFF baik dalam perspektif nasional, regional, dan internasional menunjukkan pentingnya posisi kantor ini dalam melakukan upaya pelestarian lingkungan kelautan, misi kenegaraan, diplomasi, dan pengentasan kemiskinan," demikian Widi A. Pratikto .
Kantor sekretariat regional saat ini memiliki 15 belas orang staf yang tersebar di Manado, kantor perwakilan Jakarta, Malaysia dan Filipina.
Pewarta: Karel A. Polakitan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017