“Dalam proses mendapatkan pengakuan sosial, banyak orang mengesampingkan batas-batas kewajaran antara apa yang pantas untuk dibagikan, dan apa yang sebaiknya disimpan dalam ranah pribadi," kata Kepala Media Sosial Kasperksy Lab Evgeny Chereshnev, dalam keterangan pers.
Berdasarkan penelitian mereka, laki-laki lebih mungkin untuk mengunggah hal-hal pribadi mereka dibandingkan perempuan. Satu dari sepuluh (9 persen) laki-laki akan mengunggah foto telanjang diri mereka dibandingkan dengan perempuan yang hanya 5 persen.
13 persen laki-laki mengunggah foto dari teman-teman mereka yang berpakaian terlalu terbuka.
14 persen laki-laki akan berpura-pura berada di suatu tempat atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak sepenuhnya benar demi mendapatkan “like”.
Laki-laki juga merasa kecewa bila tidak mendapat jumlah “like” yang mereka harapkan, 24 persen merasa khawatir teman-temannya akan menganggap dirinya kurang populer bila hanya sedikit orang yang menyukai unggahannya.
Perempuan yang merasa demikian berjumlah 17 persen.
29 persen laki-laki juga mengakui bahwa mereka merasa kesal jika seseorang yang mereka anggap penting tidak menyukai hasil unggahan mereka.
Laki-laki juga akan melakukan tindakan yang lebih jauh dibanding perempuan untuk mendapatkan “like”. Menurut psikolog media di University of Wurzburg, Dr. Astrid Carolus, hal ini sejalan dengan asumsi bahwa laki-laki lebih berani dalam mengambil risiko.
15 persen laki-laki akan mengunggah foto teman-teman mereka yang berada di bawah pengaruh alkohol, dibanding perempuan yang hanya 8 persen.
“Tetapi sangatlah penting untuk melindungi diri kita sendiri, serta privasi orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa 58 persen orang merasa tidak nyaman dan marah ketika teman-teman mereka mengunggah foto-foto mereka tanpa ada persetujuan sebelumnya dari pihak terkait.
Sebaiknya, orang perlu untuk lebih waspada dan mawas diri dalam dunia digital terutama perihal informasi yang mereka bagikan di media sosial dan menginstal softaware keamanan pada perangkat mereka untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai dari ancaman siber,” kata Chereshnev.
Penerjemah:
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017