• Beranda
  • Berita
  • Menhub ingin pendidikan kedinasan lebih humanis, jangan ada kekerasan

Menhub ingin pendidikan kedinasan lebih humanis, jangan ada kekerasan

3 Februari 2017 20:36 WIB
Menhub ingin pendidikan kedinasan lebih humanis, jangan ada kekerasan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Madiun (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan lembaga pendidikan kedinasan yang berada di bawah naungan kementeriannya lebih humanis dalam mendidik siswanya sehingga tidak ada lagi kekerasan.

Sejumlah langkah yang telah dilakukan adalah memperpanjang jam belajar dalam kelas, memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler dan mengadakan pembelajaran elektronik (e-learning), kata Budi Karya di Madiun, Jatim, Jumat.

Ia mengatakan langkah tersebut harus dimulai saat ini setelah ada peristiwa seorang taruna pelayaran tewas akibat kekerasan seniornya di Jakarta Utara, beberapa waktu yang lalu.

Disela kunjungannya ke Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Kota Madiun, Jawa Timur, Budi Karya mengatakan jam pelajaran di dalam kelas telah ditambah dua jam per hari untuk menambah kemampuan berbahasa Inggris dan meningkatkan kompetensi lainnya.

Dengan begitu, katanya, peluang terjadi kekerasan juga berkurang karena waktu belajar ditambah dua jam per hari.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler juga akan ditambah dan tidak hanya drum band dan pedang pora. Kegiatan yang bisa ditambah adalah kesenian, forum berbahasa Inggris dan aneka diskusi, tuturnya.

"Nanti juga akan dilombakan. Misalnya, lomba berbahasa Inggris," ucap Budi Karya.

Ia mengatakan untuk mendapatkan posisi kegiatan ekstrakurikuler tidak lagi ditentukan oleh para taruna, tetapi oleh para pembina dan instruktur.

Selain itu, waktu studi para taruna juga akan diubah menjadi semester 1-4 akan belajar penuh di dalam kampus, semester 5-6 menjalani praktik lapangan, sedangkan semester 7-8 akan diterapkan pola pembelajaran e-learning.

Dia mengatakan pada semester 7-8 taruna akan bekerja di instansi lain, namun tetap sebagai belajar dengan sistem e-learning.

"Kita kembangkan e-learning. Semester 7-8 bisa kerja sambil belajar. Mereka dapat penghasilan juga," ujarnya.

Budi meyakini taruna senior di tidak lagi bisa main perintah kepada junior apalagi melakukan kekerasan karena taruna senior akan menjalani e-learning sambil bekerja.

Saat berkunjung ke kampus API, Budi Karya berpesan kepada para taruna untuk memanfaatkan kesempatan belajar di kampus itu dengan baik karena tidak semua pelajar memiliki kesempatan menempuh ilmu di kampus milik Kementerian Perhubungan itu.

Ia mengatakan para taruna harus banyak bersyukur karena kesempatan kerja saat lulus masih terbuka lebar karena banyak perusahaan operator kereta api bermunculan di Indonesia.

Selain PT INKA dan PT KAI, operator kereta massal perkotaan (MRT) di Jakarta, kereta ringan (LRT) di Palembang dan Jakarta juga akan banyak membutuhkan lulusan ini, imbuhnya.

Saat berkunjung ke kampus itu, Budi Karya sempat makan satu meja dengan para taruna. Saat waktu makan tiba, dia berpindah ke meja makan para taruna dan tidak satu meja dengan para pejabat Kementerian Perhubungan yang mendampinginya.

Pewarta: Santoso
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017