Wregas Bhanuteja siapkan naskah film baru

4 Februari 2017 12:19 WIB
Wregas Bhanuteja siapkan naskah film baru
Sutradara Wregas Bhanuteja seusai pemutaran film pendek "Prenjak" di IFI Jakarta, Kamis (3/6/3016). "Prenjak" dinobatkan sebagai film pendek terbaik Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016. (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Jakarta (ANTARA News) - Sutradara muda pemenang Festival Film Cannes 2016 Wregas Bhanuteja sedang mempersiapkan naskah untuk film baru setelah mendapat pelatihan di Perancis Desember tahun lalu.

"Mentor sutradara memberi masukan untuk film saya sekarang saya masih dalam tahap mengembangkannya," ujar dia kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Pria kelahiran 1992 itu mengatakan film barunya akan sama sekali berbeda dan tidak berbau seksual seperti film pendek Prenjak yang lolos dalam seleksi program La Semaine de la Critique, melainkan lebih beraliran drama.

Mengenai keterlibatan pemain lokal seperti pada film-film pendek sebelumnya, ia mengaku belum dapat menentukan hal itu karena pembentukan karakter masih berlangsung dalam pembuatan naskah.

Karakter filmnya nanti, kata dia, tidak terikat pada kota apapun dan tergantung pada kapabilitas produksinya nanti, jadi belum diputuskan akan bekerja sama dengan aktris lokal lagi atau profesional.

"Saya belum memutuskan. Saya lebih fokus pada memutuskan karakter yang paling cocok maupun dia tidak membutuhkan banyak sekali usaha," tutur dia.

Untuk film barunya, alumni IKJ itu berencana memanfaatkan rumah produksi yang lebih besar, sementara Studio Batu Yogyakarta yang melahirkan Prenjak mungkin akan membantu.

Wregas mengaku tidak menentukan target dalam menyelesaikan naskah dan tidak terburu-buru agar naskahnya matang sebelum mulai pengambilan gambar.

"Patokan utama naskah siap, matang, tidak setengah-setengah, saya merasa nyaman baru saya siap," kata dia.

Adapun laboratorium pengembangan cerita bagian dari acara Cannes pada Desember 2016, diakuinya turut memperkaya naskah karena pandangannya semakin terbuka.

Dalam kegiatan itu, ia bertemu dengan 10 sutradara dari berbagai negara dengan nilai masing-masing untuk berbagi ide dan masukan.

"Diskusi di Indonesia pandangan sama, kalau kemarin pandangan berbeda-beda, pandangan lebih universal bisa diterima di AS, Eropa, Asia. Orang-orang ini bisa melihat dari pandangan beda, kritik celah di sini," tutur Wregas.

Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017