"WWF membantu masyarakat adat setempat mengembangkan edukasi wisata melihat burung Cenderawasih sehingga memberikan income bagi penduduk lokal,"kata Koordinator Northern New Guinea Leader WWF Indonesia Papua Piter Roki Aloisius di Biak, Senin.
Piter mengakui dengan melakukan perlindungan wilayah kehidupan burung Cenderawasih maka pelestarian burung khas Papua itu dapat dijaga dari kepunahan.
Ia mengatakan pengetahuan lingkungan di masyarakat adat yang wilayahnya terdapat habitat burung Cenderawasih mulai meningkat karena munculnya kesadaran warga akan kekhawatiran ancaman kepunahan burung khas tanah Papua itu.
"Kehidupan areal burung Cenderawasih yang masih tersedia harus dijaga karena ini merupakan aset kekayaan masyarakat lokal yang sangat mahal," ujar Piter Roki.
Keaslian habitat tempat hidup burung Cenderawasih yang masih tersedia, menurut Piter, perlu dirawat dan dikembangkan menjadi edukasi wisata alam yang khas di tanah Papua.
WWF sebagai organisasi non pemerintah, menurut Piter, terus mengembangkan pendidikan berkelanjutan melalui pendekatan budaya lokal dalam rangka menanamkan kepedulian warga untuk menjaga keaslian lingkungan tanah Papua.
"Pendidikan pembangunan berkelanjutan mendorong akan kecintaan masyarakat lokal untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki tanah Papua," demikian Piter Roki Alosius.
Berdasarkan data burung Cenderawasih merupakan burung khas asli Papua yang saat ini sebagai hewan yang dilindungi dan dilarang untuk ditangkap serta dilarang diawetkan menjadi asesoris penutup kepala.
Pewarta: Muhsidin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017