"Mimpi besarnya adalah mengembangkan lokasi ini menjadi agrowisata karena potensi yang ada cukup memadai," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, pengembangan Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta menjadi agrowisata adalah bagian dari pelaksanaan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
"Dengan menjadi agrowisata, kami tetap bisa melakukan pelestarian, pengembangan benih sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat. Seluruh fungsi tersebut akan menjadi maksimal, jika bisa dinikmati oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan," katanya.
Namun demikian, lanjut Imam, untuk merealisasikannya diperlukan usaha keras, di antaranya melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana pendukung termasuk menata sumber daya manusia (SDM) yang mengelola. Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta diklaim sebagai kebun pisang paling lengkap se-Asia Tenggara itu.
"Misalnya saja, menata kebun agar pengunjung yang datang nyaman, atau melengkapi dengan beragam permainan bertema pisang karena selama ini sebagian pengunjung adalah pelajar," kata Imam.
Ia berharap, pengembangan awal Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta sebagai agrowisata bisa dimulai pada 2018. "Sebenarnya, keinginan ini sudah cukup lama, tetapi realisasinya belum maksimal," katanya.
Selain memiliki koleksi berbagai pisang yang biasanya dikonsumsi masyarakat seperti pisang raja, dan ambon, kebun tersebut juga memiliki koleksi pisang yang jarang diketahui masyarakat seperti pisang raja seribu, pisang sangga buwana, dan pisang jarum dari Papua.
"Kami pun sudah mengantongi sertifikasi untuk benih pisang raja bagus," kata Imam. Pengembangan benih di kebun plasma dilakukan secara alami dan dengan pengembangan kultur jaringan.
Selain produk pisang, kebun juga memproduksi berbagai makanan olahan dari pisang seperti keripik dan sirup.
Ia pun berharap, keberadaan Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta seluas dua hektare tersebut juga bisa membantu pelestarian luas lahan pertanian di Kota Yogyakarta yang semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Luas lahan pertanian di Kota Yogyakarta saat ini sekitar 61 hektare dan hanya berada di lima dari 14 kecamatan yaitu Kotegede, Mergangsan, Umbulharjo, Tegalrejo dan Mantrijeron.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017