"Hingga kini belum ada perkembangan. Kendalanya karena data ante mortem untuk jenazah di RS Bhayangkara Batam bisa jadi di Johor atau sebaliknya. Sementara standar identifikasi di Malaysia juga berbeda," kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol S Erlangga di Batam, Senin.
Ia mengatakan, sebenarnya pihak Konsulat Jenderal RI di Johor Malaysia sudah mengajukan pengiriman Tim DVI ke RS Mersing untuk mengidentifikasi jenazah yang ditemukan wilayah Malaysia. Namun hingga saat ini belum ada petunjuk mengenai hal tersebut.
"Berangkatnya kapan belum pasti, masih menunggu petunjuk mabes Polri. Kalau nanti berangkat, data ante mortem di RS Bhayangkara Polda Kepri akan dibawa untuk dicocokan dengan jenazah di Mersing. Demikian juga dengan data disana akan dicocokan dengan jenazah di Batam," kata dia.
Berdasarkan data dari Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Pol Djarot Wibowo, hingga saat ini di RS Bhayangkara sudah terkumpul 27 data ante ortem yang bisa digunakan sebagai pembanding dalam proses identifikasi.
Data-data itu belum cocok dengan 14 jenazah yang ada di RS Bhayangkara Polda Kepri.
"Kami juga masih menunggu hasil tes DNA dari jenazah-jenazah itu. Kalau memang sudah tidak bisa dikenali kan identifikasi bisa dari DNA," kata Erlangga.
Sebelumnya Tim DVI berhasil mengidentifikasi enam jenazah di RS Bhayangkara Polda Kepri yang semuanya sudah diserahkan pada keluarga untuk pemakaman.
Keenam jenazah adalah Samsuri asal Sambijajar, Tulungagung Jawa Timur, Muhlip warga Kampung Wijen Klebu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Zakarias asal Nusa Tenggara Timur.
Saifur Rohman, Sukodono RT004/002 Desa Sukodono, Pujer, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Wassalam asal Desa Punten Barat, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura, Imam Mubarok beralamat Desa Payaman RT03/09 Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur.
Seperti diketahui pada 23 Januari 2017 Pukul 9.17 waktu setempat telah terjadi kecelakaan perah pembawa calon TKI (panjang lebih kurang 18 kaki) di Tanjung Rhu, Mersing, Johor. Sejumlah jenazah dan korban selamat ditemukan di Johor.
Banyaknya korban ditemukan di Batam dan Bintan diduga karena saat ini memasuki musim angin utara sehingga jenazah terbawa arus hingga ke Kepri.
Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017