Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Indonesia periode 1998-1999 Bacharuddin Jusuf Habibie mengaku optimistis bahwa demokrasi di Indonesia berkembang semakin baik dan lebih maju seiring digelarnya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2017.Walaupun masyarakat Indonesia adalah masyarakat terbesar yang beragama Islam, ini bukan negara Islam. Negara demokrasi, yang ditentukan oleh rakyat."
"Saya optimis lho melihat pengembangan dan berkembangnya demokrasi di Indonesia," ujar mantan Wakil Presiden RI itu usai menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 05 Patra Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu.
Perkembangan demokrasi di Indonesia, menurut pakar penerbangan dunia itu, salah satunya tercermin dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak hari ini yang menurut dia terlaksana baik.
"Hari ini oke, debatnya baik dan diserahkan kepada rakyat sendiri yang makin lama makin berkualitas hidup, yang berarti pemerataan keadilan, berjalan baik, tetapi belum sempurna," kata mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu.
Menanggapi kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta yang mendapat sorotan banyak kalangan, Habibie pun menilai wajar.
"Pemilihan di Jakarta yang mendapat perhatian bukan saja dari seluruh bangsa Indonesia, tetapi dunia. Alasannya adalah bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang pluralistik," tuturnya.
Habibie pun menambahkan, "Walaupun masyarakat Indonesia adalah masyarakat terbesar yang beragama Islam, ini bukan negara Islam. Negara demokrasi, yang ditentukan oleh rakyat. Wawasan dan kehendak rakyat disampaikan rakyat melalui mekanisme sistem yang kita namakan demokrasi. Ada negara-negara yang demokrasi, tetapi pelaksanaanya tidak seperti kita saat ini."
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017