Jeruji tak membatasi hak untuk memilih

15 Februari 2017 20:58 WIB
Jeruji tak membatasi hak untuk memilih
Warga binaan antre memberikan hak suara di Lapas Perempuan Rutan Pondok Bambu kelas II A, Jakarta, Rabu (15/2/2017). ( ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Ada yang keramaian sejak pukul 08.00 WIB di bagian tengah Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang Jakarta Timur.

Kali ini bukan perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia, bukan pula merayakan hari besar agama, melainkan menyemarakkan pesta demokrasi bernama Pilkada serentak 2017.

Petugas rutan sudah menyiapkan lima tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di tengah-tengah empat blok rutan: Blok Tipikor untuk para pelaku tindak pidana korupsi, blok Amazon bagi para pelaku kriminal, blok Barito bagi para tahanan narkoba dan blok Citarum yang dihuni tahanan campuran.

Di gazebo seluas sekitar 200 meter persegi itu, petugas membagi menjadi tiga TPS: TPS nomor 65, 66 dan 67. Dengan pembatas kain panjang dan tanaman ditambah sedikit hiasan balon huruf warna-warni bertuliskan "AYO SUKSESKAN PILKADA 2017", tiga TPS tersebut siap menyambut lebih dari 1000 warga binaan yang ingin memilih gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Sedangkan sisa dua TPS yaitu TPS no 68 dan 69 mengambil tempat di pojok dekat blok Amazon. Khusus TPS 68, petugas membuat tema khusus yaitu sepak bola dengan menempatkan gawang futsal di pintu masuk dan petugas berkostum hakim garis, lengkap dengan benderanya untuk mengatur lalu lintas warga binaan.

Sejauh pantauan, 1.394 warga binaan yang memiliki hak pilih dari total 3.661 orang warga binaan yang menghuni rutan, tampak antusias mendatangi 5 TPS tersebut.

Tak Beda
Salah satu warga binaan yang ikut mencoblos adalah Agus. Agus baru enam bulan mendiami rutan karena tersangkut pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.

"Tidak ada bedanya antara mencoblos di dalam rutan atau di luar rutan, sama saja," kata Agus seusai mencoblos. Saat memberikan pendapatnya ke wartawan, Agus harus meminta izin kepala pengamanan rutan lebih dulu.

Agus pun sudah menentukan pilihannya dalam pilkada sejak sebelum masuk ke rutan.

"Sudah sejak awal pilkada menentukan pilihan, jadi saya tidak perlu lagi mendengar kampanye pasangan calon," tambah Agus.

Agus pun mengaku tidak ada tekanan untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon) dalam pilkada.

Kepala Rutan Cipinang Asep Sutandar pun mengaku bahwa tidak ada suasana yang berbeda dalam pencoblosan di dalam dan luar rutan.

"Sebenarnya sama saja aturan pencoblosan dan mencoblosnya, hanya bedanya dulu mereka di luar, sekarang mencoblos di dalam," kata Asep.

Hasilnya, sebanyak 364 suara atau 43,5 persen dari total 839 surat suara yang sah memilih paslon II Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Total ada 856 orang warga binaan yang memberikan suaranya, namun terdapat 17 surat suara yang tidak sah.

Artinya ada 61 persen dari warga binaan yang masuk dalam DPT pilkada DKI Jakarta yang memberikan suaranya. Hal itu masih di bawah harapan KPU RI yang memprediksi tingkat partisipasi pilkada serentak mencapai 77,5 persen.

Posisi kedua suara terbanyak direbut paslon I Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan 249 suara atau 29,1 persen dan selanjutnya paslon III Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan suara 226 suara atau 26,4 persen dari total suara yang sah.

Di Rutan Cipinang pun tidak tampak "public figure" yang kerap muncul di media. Tercatat penyidik pada Sub Direktorat III Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Raden Brotoseno yang ditahan karena kasus suap penundaan pemanggilan Dahlan Iskan tidak muncul di TPS.

Hal itu dapat dimaklumi karena sebagai anggota Polri aktif, Brotoseno tidak memiliki hak pilih.

Antusias?
Berbeda dengan istri Brotoseno, maka mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh alias Angie yang sedang menjalani vonis 10 tahun dalam kasus suap pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di rutan Pondok Bambu.

Angie menjalani masa tahanan di rutan Pondok Bambu Jakarta Timur dan memberikan suaranya di TPS 95 dengan antusias.

"Saya pasti antusias ya karena kebetulan sekrang saya domisilinya di Pondok Bambu Jakarta Timur. Pasti saya ingin mendapatkan gubernur yang memperhatikan lapas ini dan juga tidak hanya memperhatikan fasilitas lapas saja tapi bisa memperhatikan setiap warga binaan perempuan karena kami kan dalam penjara, otomatis anak-anak kami titipkan kepada negara," kata Angie sambil menunjukkan jari kelingking yang sudah tercelup tinta biru.

Ia berharap agar ada jaminan kualitas sekolah bagi anaknya dan agar tidak mengalami perundungan (bullying) dari teman-temannya.

"Kemarin saya sempat uring-uringan karena saat melihat DPT (Daftar Pemilih Tetap) mengapat tidak ada nama saya? Terus saya mengecek ke Cilandak, di Cilandak juga tidak terdaftar, akhirnya alhamdullillah KPD responsif, yang penting ada e-KTP dan kartu keluarga," ungkap Angie.

Di TPS 95 Pondok Bambu, paslon II unggul dibanding dua paslon lain.

"Paslon I mendapat 55 suara, paslon II 51 suaran dan paslon III empat suara," kata Kepala Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kuswanto.

Ada 152 orang yang menggunakan hak pilihnya termasuk Angie.

"Sebanyak 144 warga binaan yang masuk DPT mencoblos, lalu ada juga empat orang pindahan yang kami terima tapi ada dua surat suara yang tidak dicoblos," ungkap Kuswanto.

Selain di rutan, KPU juga menyediakan TPS di tempat yang tidak umum seperti rumah sakit, salah satunya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen Jakarta Pusat.

"Yang memberikan suara totalnya 175 pemilih dari 413 yang termasuk Daftar Pemilih Tetap (DPT)," kata Ketua KPPS TPS 15 RSCM Syarifuddin.

Menurut Syarifuddin, sedikitnya pemilih yang menggunakan haknya karena mayoritas pemilih yang terdaftar adalah pegawai RSCM dan karena pilkada menjadi hari libur nasional maka mereka memilih untuk mencoblos di rumah.

Pemenang di TPS 15 ini adalah paslon III dengan perolehan 85 suara, disusul paslon I dengan 47 suara dan paslon II dengan 42 suara dengan 1 suara tidak sah.

Petugas KPPS juga ada yang mendatangi pasien ke kamar agar pasien dapat mencoblos asalkan pasien menyertakan formulir A5. Ada 36 orang yang menggunakan form A5, termasuk pasien yang menggunakan kursi roda.

Sayangnya tidak ada pasien yang dapat diwawancara untuk mengonfirmasi penggunaan hak pilih mereka. Hanya sedikit komentar terlontar mengenai paslon pemenang di TPS RSCM tersebut.

Oleh Desca Lidya Natalia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017