Arief Yahya dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengapresiasi kinerja Bupati Banyuwangi Azwar Anas yang konsisten dan fokus pada beragam festival khas daerah dan kegiatan pariwisata lainnya.
Arief yang juga berasal dari Banyuwangi itu menegaskan bahwa Banyuwangi merupakan contoh kabupaten yang serius membangun sektor pariwisata.
Di kabupaten berjulukan "The Sunrise of Java" dinobatkan oleh pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan pariwisata terbaik di Indonesia tahun 2016.
Untuk tahun ini saja ada 72 "event" atau kegiatan dan atraksi pariwisata yang akan diselenggarakan di semua desa dan kecamatan di Banyuwangi.
Salah satunya, Festival Jaranan Buto yang akan dimainkan oleh lebih dari 30 grup kesenian yang menggunakan properti kuda buatan berwajah raksasa atau buto.
Jaranan buto mirip atraksi kuda lumping, jaran kepang, atau tari jathilan.
Atraksi jaranan buto diiringi musik kendang, dua bonang, dua gong besar, kempul terompet, kecer tembaga, dan seperangkat gamelan.
Penari jaranan buto ini akan mengalani kesurupan, tidak sadar akan mengejar orang yang menggodanya dengan siulan, atau bisa memakan kaca, dan berbagai atraksi lain.
Terdapat pawang yang bertanggung jawab untukmenyadarkan kembali penari sehingga tidak membahayakan bagi para pengunjung.
Dari data Kementerian Pariwisata, kunjungan wisatawan ke Banyuwangi semakin meningkat.
Pada 2013, turis lokal mencapai 1.057.952 orang, tumbuh 22 persen dibanding 2012 sebesar 860.831 orang.
Pada 2014, kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.459.670 orang dan turis asing 30.681 orang, naik 39,5 persen dari 2013.
Di tahun 2016 hingga November, Banyuwangi sukses menjaring 75.000 wisatawan mancanegara dari target 45.000 orang. Sementara untuk wisatawan nusantara sudah mencapai 2,7 juta dari target 2,3 juta pengunjung.
Untuk tahun 2017, Pemkab Banyuwangi menargetkan wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi sebanyak 100 ribu orang sedangkan wisatawan domestik tiga juta orang.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017