Analisis BMKG soal hujan lebat Jabodetabek

21 Februari 2017 11:07 WIB
Analisis BMKG soal hujan lebat Jabodetabek
Dokumentasi suasana Monumen Nasional yang diselimuti awan hitam di Kawasan Monas, Jakarta (ANTARA FOTO/Wahyu Puto A)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memperkirakan pada  21 Februari 2017 dini hari hingga pagi ini hujan turun cukup intensif di sekitar Jabodetabek.

Keterangan tertulis BMKG, Selasa, menjelaskan dari pantauan data satelit dan radar, sebaran hujan relatif cukup merata di sekitar Jabodetabek, munculnya aktifitas awan Cumulonimbus menyebabkan hujan lebat yang disertai kilat dan petir pada dini hari tadi.

Sebaran awan hujan lebih dominan di wilayah utara dibandingkan dengan wilayah selatan,  sesuai dengan pengukuran curah hujan yaitu wilayah utara memiliki curah hujan lebih tinggi dibanding wilayah lainnya.

Sehari sebelumnya Jabodetabek juga telah diguyur hujan dari pagi hingga siang hari.

Kejadian hujan lebat pada pagi ini disebabkan ada area konvergensi atau pertemuan angin tepat di sekitar wilayah Jakarta khususnya bagian utara, sehingga pertumbuhan awan hujan menjadi sangat kuat yang ditandai dengan banyaknya awan Cumulonimbus.

Dari pantauan kondisi atmosfer global dan regional, pengaruh gelombang tropis memicu munculnya area tekanan rendah serta monsoon Asia yang masih cukup kuat, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi fenomena cuaca regional dan lokal seperti munculnya daerah konvergensi kuat di Pesisir Barat Sumatera hingga wilayah Jawa bagian Barat.

Melihat dari potensi perkembangan awan hujan pagi ini, diperkirakan hujan ringan hingga sedang masih bertahan di wilayah Jabodetabek hingga siang atau sore hari nanti.

Masyarakat dihimbau tetap waspada dan berhati-hati, khususnya ketika beraktifitas di luar rumah, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam puncak musim hujan sehingga peningkatan intensitas curah hujan masih akan terjadi.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017