"Membantu gaya hidup dan menabung," kata Product and Value Proposition Head Jenius, Irwan Tisnabudi, kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Jenius, salah satu produk dari bank BTPN, layaknya bank konvensional yang dikonversi menjadi digital, tanpa buku tabungan namun memiliki beberapa kartu dalam bentuk fisik.
Riwayat transaksi, termasuk melakukan transfer dan membayar tagihan, dapat dilihat dan dilakukan melalui aplikasi Jenius.
Bank digital ini tetap menghadirkan kartu debit fisik untuk transaksi, setiap nasabah dapat memegang lebih dari satu kartu dan merancangnya sesuai dengan kebutuhan pengeluaran mereka.
Pengguna akan mendapat kartu utama m-Card, yang berfungsi sebagai kartu debit untuk menarik uang di ATM, dan mengatur batas dan alokasi pengeluaran sesuai dengan kebutuhan.
Nasabah dapat meminta maksimal tiga kartu debit ekstra, x-Card, untuk membedakan pos pengeluaran. Misalnya, kartu debit utama digunakan untuk keperluan sehari-hari sedangkan kartu x-Car untuk kebutuhan tersier seperti jajan di kedai kopi.
Selain kartu fisik, Jenius membuat kartu debit virtual, e-Card, yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara online.
"Tidak ada kartu demi keamanan," kata Irwan.
e-Card berfungsi seperti kartu kredit, pengguna dapat memasukkan nomor kartu di merchant yang menerima Visa. Sebelum bertransaksi, pengguna perlu memindahkan uang dari rekening utama ke nomor kartu tersebut.
Menurut Irwan, transaksi dengan kartu seperti itu lebih aman karena tidak ada informasi mengenai pagu kredit sehingga risiko diretas tidak besar.
Meski pun memiliki beberapa layanan yang sama dengan bank konvensional, seperti tabungan berencana Dream Saver, Jenius tidak mengidentifikasi nasabah dengan nomor rekening.
Jenius menggunakan Cashtag berupa nama pemilik akun, ditandai dengan "$" di bagian awal, layaknya "@" di depan username media sosial.
Keamanan Irwan menyatakan mereka adalah bank, bukan teknologi finansial (financial technology) karena berada di bawah BTPN dan tunduk pada regulasi perbankan.
Untuk menjaga akun bank dari penyalahgunaan, Jenius memakai kata kunci untuk membuka aplikasi dan pengguna perlu memasukkan pin acak enam digit setiap kali bertransaksi.
Bila ponsel yang digunakan memiliki pemindai sidik jari, Jenius juga menyediakan masuk ke akun melalui sidik jari.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017