Wanto, salah seorang warga mengemukakan hujan deras menerjang Kabupaten Blitar selama sehari semalam, mengakibatkan volume air di Kali Putih, yang melintas di kecamatan itu juga naik drastis.
"Ini diterjang banjir, jadi rusak. Padahal, sebelumnya sudah diperbaiki," katanya pada wartawan di Blitar, Minggu.
Ia mengatakan jembatan itu menghubungkan Dusun Glagah Ombo dengan Dusun Berbentis, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Badan jembatan runtuh, termasuk jembatan darurat yang sebelumnya sudah dibangun warga.
Wanto menambahkan, rusaknya jembatan itu membuat aktivitas warga terganggu. Jembatan itu merupakan jembatan alternatif, untuk segala aktvitas warga, baik pertanian, ekonomi, maupun aktivitas lainnya.
"Manfaat jembatan ini banyak sekali, dan karena rusak jadi terganggu. Misalnya di warga yang hendak ke sawah," katanya.
Mujiono, warga lainnya mengaku terpaksa harus memutar. Ia awalnya tidak mengetahui jika jembatan itu runtuh, dan karena tidak bisa dilalui ia terpaksa kembali.
"Kemarin itu masih utuh, tapi sore banjir dan ternyata jembatannya rusak. Saya baru tahu kalau jembatannya rusak," kata Mujiono.
Ia berharap, jembatan itu segera diperbaiki, sebab sangat dibutuhkan warga. Tanpa jembatan itu, warga harus memutar hingga lebih dari 1 kilometer, untuk menyeberang ke desa sebelah.
Sementara itu, rusaknya jembatan itu juga hanya ditandai dengan pohon yang ditaruh secara melintang di tengah sawah. Warga banyak yang terpaksa berbalik arah, ketika sudah tahu jembatan itu runtuh.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Blitar Ganef Rahmawanto mengaku timnya masih melakukan pendataan pasti terkait dengan runtuhnya jembatan itu.
"Kami masih pantau untuk mengetahui tingkat kerusakannya. Untuk perbaikan, kami harus koordinasi dulu," kata Ganef.
Sebelumnya, sebuah jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, juga rusak diterjang derasnya arus sungai awal Februari lalu. Tubuh jembatan runtuh, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. Hingga kini, proses perbaikan juga masih menunggu persetujuan pemerintah.
Pewarta: Destyan HS/Asmaul Chusna
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017