"Bimbingan secara psikologis perlu diberikan, agar ketika menghadapi UNBK siswa tidak merasa gugup," ujarnya di Padang, Senin.
Bagi sekolah yang sebelumnya telah melaksanakan UNBK, kata dia, hal tersebut tidak akan terlalu menjadi masalah, namun kegugupan akan dirasakan bagi sekolah yang sebelumnya belum melaksanakan sistem UNBK.
"Hal itu terjadi karena adanya kebiasaan-kebiasaan siswa sebelum ujian, seperti menunggu kunci jawaban belum berubah," kata dia.
Ia menerangkan penguatan psikologis siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman dan keyakinan mengenai UNBK, mulai dari persiapan teknis hingga cara belajar.
"Sekolah dapat menekankan kepada siswa, bahwa tidak perlu cemas menghadapi UNBK, siswa hanya perlu belajar dengan giat dan melakukan segala persiapan yang dibutuhkan menghadapi UNBK," kata dia.
Selain itu peran guru diperlukan dalam mendukung kelancaran UNBK, guru dapat memberikan kisi-kisi soal serta kiat-kiat menghadapi UNBK kepada siswa, sehingga siap mengikuti ujian.
"Kemudian komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah harus ada, dalam rangka menghadapi ujian, agar orang tua dapat mengawasi anaknya di rumah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Padang, Ramson mengatakan penguatan secara psikologis diperlukan agar siswa siap menghadapi UNBK.
"UNBK pada tingkat SMP baru pertama kali dilaksanakan di Kota Padang, sehingga siswa pasti merasa gugup karena tidak terbiasa," ujarnya.
Ia mengatakan, Disdik Padang akan berupaya melakukan sosialisasi mengenai persiapan UNBK kepada pihak sekolah dengan lebih menekankan mengenai kesiapan mental siswa.
"Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai UNBK, kemudian secara rutin melakukan praktek ujian menggunakan komputer," ujar dia.
Pewarta: MR Denya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017