• Beranda
  • Berita
  • Museum Kebaharian Jakarta pamerkan dua pertempuran laut terbesar

Museum Kebaharian Jakarta pamerkan dua pertempuran laut terbesar

27 Februari 2017 23:28 WIB
Museum Kebaharian Jakarta pamerkan dua pertempuran laut terbesar
Ilustrasi--HNLMS de Ruyter adalah kapal perang kelas penjelajah Angkatan Laut Kerajaan Belanda, yang diluncurkan pada 1933 dan berdinas pada 1936. Dia tenggelam pada 27 Februari 1942 di Laut Jawa setelah diserang habis-habisan oleh armada kapal perang Kekaisaran Jepang. HNLMS de Ruyter merupakan kapal komando armada Angkatan Laut Kerajaan Belanda di Hindia Belanda saat itu. Dia tenggelam bersama komandan tertinggi Angkatan Laut Kerajaan Belanda di Hindia Belanda saat itu, Rear Admiral Karel Doorman. Reruntuhan HNLMS de Ruyter ini ditemukan penyelam amatir dan dinyatakan Belanda sebagai makam pahlawan mereka. Kapal perang bertenaga mesin uap ini dinamai seturut nama pahlawan laut ternama Belanda, Admiral Michiel Adrianzoon de Ruyter (1607–1676). (thenetherlandnavy.nl)
Jakarta (ANTARA News) - Museum Kebaharian Jakarta memamerkan dua pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda yang merupakan pertempuran laut terbesar pada masa Perang Dunia II.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa pameran tersebut menunjukkan banyak peristiwa sejarah yang terjadi di Tanah Air.

"Saya senang melihat acara ini karena melihat sejarah pertempuran di Laut Jawa dan Selat Sunda. Mengingatkan banyak kejadian sejarah di Indonesia," ujar dia saat pembukaan pameran di Jakarta, Senin malam.

Pameran yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Kedubes Inggris, Belanda, AS, dan Australia itu untuk memperingati 75 tahun peristiwa pertempuran pada tanggal 27 Februari sampai dengan 1 Maret 1942.

Luhut menilai pameran mengenai geopolitik itu memberikan waktu untuk melakukan refleksi.

Ia berharap acara itu dapat memunculkan pemahaman mengenai kemaritiman dan industri yang terkait.

Dalam kesempatan itu, dia menegaskan komitmen Indonesia dalam memainkan peran lebih besar dalam bidang kemaritiman, apalagi 70 persen kawasan Indonesia merupakan perairan.

"Kami ingin memainkan peran besar di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Kami berkomitmen untuk membawa stabilitas di wilayah ini," kata Luhut.

Komitmen Indonesia, tutur dia, salah satunya ditunjukkan dengan penandatanganan kerja sama di bidang maritim saat Presiden RI Joko Widodo berkunjung ke Australia.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan bahwa pameran itu adalah sebuah potret singkat dari periode yang sangat penting bagi Indonesia dalam perjalanannya menuju kemerdekaan.

"Pameran ini menunjukkan fakta-fakta seputar pertempuran angkatan laut terbesar yang terjadi selama beberapa hari saat PD II," ujar Dubes Moazzam.

Pewarta: Dyah DA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017