Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama antara Presiden RI Joko Widodo, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di Ruang Cenderawasih I Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Selasa, setelah selesainya KTT IORA yang berlangsung 5-7 Maret 2017.
Presiden Joko Widodo menyebut penyelenggaraan KTT IORA yang pertama ini merupakan satu langkah strategis dan progresif dari para pemimpin negara anggota IORA untuk mendorong agar IORA mampu bergerak lebih cepat, mampu menghadapi situasi masa kini, dan juga mampu menghadapi tantangan di masa depan.
Seluruh pemimpin peserta KTT juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama di antara sesama negara anggota.
"KTT kali ini juga merupakan tonggak pembaruan komitmen negara-negara anggota IORA untuk mengintensifkan kerja sama IORA. Semua pemimpin menyadari tantangan yang dihadapi saat ini. Semua pemimpin menyadari mengenai potensi yang dimiliki oleh negara-negara IORA, semua pemimpin IORA juga menyadari pentingnya untuk menjaga Samudera Hindia, samudera yang mempersatukan negara anggota IORA," kata Presiden.
Oleh karena itu, sebagai bentuk peneguhan komitmen kerja sama tersebut, disepakatilah "Jakarta Concord" yang berisi enam komitmen negara-negara anggota IORA.
Keenam komitmen yang berhasil dicapai tersebut ialah memajukan keamanan dan keselamatan maritim, meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi, serta memajukan pengembangan dan pengelolaan perikanan yang berkesinambungan dan bertanggung jawab.
Selanjutnya, memperkuat pengelolaan risiko bencana, memperkuat kerja sama akademis dan ilmu pengetahuan, dan memajukan kerja sama di bidang pariwisata dan kebudayaan.
Selain enam kerja sama tersebut, para pemimpin IORA juga mendorong IORA untuk memperkokoh kerja sama di tiga isu lain, yaitu "blue economy" (ekonomi biru), pemberdayaan wanita dan demokrasi, tata pemerintahan yang baik, pemberantasan korupsi, serta hak asasi manusia, kata Presiden menamkan.
Di samping itu, negara-negara anggota juga bersepakat untuk menciptakan kawasan Samudera Hindia yang aman dan damai.
Termasuk di antaranya ialah kesepakatan untuk menghormati UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) yang menjadi konstitusi untuk mengatur samudra.
"Kondisi Samudra Hindia yang aman dan damai menjadi prasyarat utama bagi pelaksanaan kerja sama di bidang lain. Satu hal lagi yang sangat disambut baik oleh para pemimpin IORA adalah penyelenggaraan IORA Business Summit. Jejaring dan kerja sama antara pengusaha harus terus diperkuat di masa mendatang," ujarnya mengakhiri pernyataan.
Menanggapi komitmen Jakarta Concord itu, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menyatakan komitmen tersebut mampu meningkatkan kerja sama dan keberadaan IORA.
Ia menyambut baik forum bisnis yang diselenggarakan di sela-sela berlangsungnya KTT IORA.
"Afrika Selatan menyambut baik hasil dari pertemuan bisnis yang merupakan tanda deklarasi antara kamar dagang dan komunitas bisnis negara anggota IORA," ucapnya.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull yang mewakili negaranya sebagai Ketua IORA sebelumnya, dalam kesempatan yang sama juga menyatakan mendukung penuh komitmen negara-negara IORA yang dituangkan dalam Jakarta Concorde.
Baginya, Jakarta Concorde merupakan sebuah peta jalan bagi perjalanan IORA di masa datang.
"Jakarta Concord memberikan peta jalan untuk pekerjaan IORA di masa depan dan menegaskan kembali komitmen kita bersama untuk membangun perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah kita. Ini merupakan pernyataan penting tentang nilai-nilai bersama dan tujuan yang hendak dicapai di kawasan Samudra Hindia," ujar Turnbull.
Selain itu, ia juga memuji Presiden Joko Widodo atas kepemimpinannya bagi Indonesia.
Indonesia disebutnya sebagai sebuah negara percontohan dunia di mana Islam dan demokrasi mampu berdampingan.
"Presiden Joko Widodo telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di kawasan ini. Singkat kata, begitu kuat dan persuasif. Indonesia telah membuktikan bahwa Islam, demokrasi, dan modernisasi mampu berjalan beriringan. Indonesia memimpin dengan contoh," ujarnya.
(H016/S027)
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017