"Masing-masing desa ini nantinya akan dibantu satu orang fasilitator," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Mulyanto di Purbalingga, Kamis.
Dia menambahkan, fasilitator yang akan melakukan pendampingan akan diseleksi oleh Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Purbalingga.
Keenam desa wisata rintisan tersebut yaitu, Desa Bumisari di Kecamatan Bojongsari, Bokol di Kecamatan Kemangkon, Kaliori di Kecamatan Karanganyar serta dua desa di Kecamatan Rembang, Gunung Wuled, dan Bantarbarang.
Aktivitas di beberapa desa, kata dia, memang sudah berjalan sejak setahun belakangan.
"Contohnya, Bantarbarang dengan Jembatan Pelangi, Desa Bokol dengan sanggar kesenian dan wisata kulinernya. Tapi perlu dikemas lebih menarik agar dapat menarik wisatawan untuk dapat berkunjung," katanya.
Oleh karena itu, tambah dia, perlu adanya peran seorang fasilitator guna mengembangkan desa-desa wisata tersebut.
Dia juga mengatakan, Dinporapar Purbalingga telah membuat pemetaan awal terkait pengembangan desa wisata.
"Dari pemetaan awal yang dilakukan diketahui bahwa sejumlah desa memiliki karakteristik yang berbeda," katanya.
Contohnya, kata dia, Desa Bumisari di Kecamatan Bojongsari memiliki potensi wisata alam Curug Dhuwur, Curug Sawangan dan Curug Mangli yang sudah dikenal.
"Sedangkan untuk aktivitas lainnya, wisatawan bisa ikut belajar membuat gula kelapa dan menari Dames," katanya.
Sementara itu, Desa Bokol, Kecamatan Kemangkon memiliki sanggar seni "Darimu" yang menggelar pentas secara rutin.
"Bahkan, tahun lalu ada wisatawan dari Belanda yang datang berkunjung. Selain itu, wisata kuliner tradisional juga menjadi andalan desa ini," katanya.
Karakteristik yang dimiliki masing-masing desa, kata dia, merupakan potensi yang bisa dikembangkan guna menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017