Peringatan enam tahun tsunami Jepang tersebut dipusatkan di lantai dua Gedung Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, Sabtu. Kegiatan itu diwarnai dengan mengheningkan cipta dipimpin Daisuke Takeya untuk mengenang para korban tsunami Jepang, 11 Maret 2011 silam.
Peringatan enam tahun tsunami Jepang tersebut dihadiri puluhan tamu undangan dengan menampilkan tarian Aceh, Rapai oleh Rampoe Art. Tarian itu sebagai lambang kepasrahan, kesabaran, dan ketabahan menghadapi bencana alam.
Koordinator Museum Tsunami Aceh Almuniza Kamal mengatakan, peringatan enam tahun tsunami Jepang tersebut sebagai bentuk dukungan dan lambang solidaritas antara masyarakat Aceh dan Jepang.
"Dan ini juga pembelajaran bagi masyarakat Aceh dan Jepang dalam menghadapi bencana tsunami. Apalagi masyarakat Aceh dan Jepang sama-sama pernah mengalami tsunami. Dan bencana ini menjadi pengamalan berharga," kata Almuniza Kamal.
Pada kesempatan Almuniza Kamal mengajak semua pihak, baik dalam maupun luar negeri, untuk bersama-sama membagi ilmu, wawasan, penelitian mengenai bencana gempa dan tsunami
"Keilmuan mengenai tsunami tersebut akan disampaikan masyarakat dengan harapan masyarakat lebih siap dan sigap menghadapi gempa dan tsunami yang bisa saja terjadi kapan dan di mana saja," kata Almuniza Kamal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi yang diwakili Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa masyarakat Jepang enam tahun silam dengan jumlah korban lebih dari 18 ribu orang.
"Aceh dan Jepang bagaikan dua saudara kembar yang sama-sama merasakan kesedihan, kesulitan, kehilangan, dan kenestapaan akibat musibah besar gempa bumi dan tsunami. Korban meninggal dunia tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 mencapai 240 ribu jiwa," kata Amiruddin.
Dalam acara itu, seniman Jepang, Daisuke Takeya memberikan cendera mata berupa lima poster Light from 311 Kesennuma, kota di Jepang yang mengalami dampak besar ketika tsunami 11 Maret 2011. Poster menggambarkan tiga pilar (cahaya) yang ditembakkan ke langit setiap 11 Maret.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017