"Kalau domestik demand lebih bagus dan kuat, 5,2 persen sesuatu yang mungkin achievable bisa dicapai," kata Sri Mulyani menanggapi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 dari Bank Dunia sebesar 5,2 persen di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan sumber pertumbuhan ekonomi pada 2017 tersebut masih berasal dari konsumsi rumah tangga, investasi maupun pengeluaran pemerintah, yang selama ini menjadi pendukung kinerja perekonomian nasional.
"Kalau inflasi dan confidence terjaga kita bisa berharap konsumsi tumbuh lima persen dan investasi kita berharap di kisaran enam persen. Kalau itu dilakukan dengan pengeluaran pemerintah yang lebih baik, maka tercipta momentum bagus," katanya.
Selain itu, Sri Mulyani memastikan pemerintah akan melaksanakan berbagai kebijakan dan instrumen secara konsisten agar momentum pertumbuhan ekonomi tersebut dapat terealisasi.
Menurut dia, memperkuat pondasi dan sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi penting, karena saat ini kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, seusai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
"Kita harus memperkuat sumber pertumbuhan dalam negeri, karena hasil G20 memberikan tekanan untuk memperkuat pondasi ekonomi agar kita mampu menjaga momentum pertumbuhan dari ketidakpastian lingkungan internasional," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, Bank Dunia dalam laporan triwulan terbaru memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 sebesar 5,2 persen yang didukung oleh membaiknya harga komoditas, meski risiko bisa muncul dari ketidakpastian global dan dinamika fiskal.
Bank Dunia memastikan pondasi perekonomian Indonesia tetap kuat yang didukung oleh membaiknya tingkat pengangguran, rendahnya defisit neraca transaksi berjalan dan terjaganya laju inflasi nasional dibawah proyeksi empat persen.
Selain itu, perekonomian nasional ikut terbantu oleh pendapatan riil yang meningkat, kebijakan moneter yang akomodatif serta harga komoditas yang membantu peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi serta ekspor yang naik pada triwulan IV-2016.
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan proyeksi perekonomian Indonesia pada 2017 akan lebih positif dari kinerja perekonomian pada 2016 yang hanya tercatat tumbuh sebesar lima persen.
"Dengan dorongan harga komoditas yang lebih tinggi, Indonesia bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memastikan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat. Indonesia akan terus merasakan manfaat dari kelanjutan reformasi struktural," kata Chaves.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017