"Kami di Ladokgi TNI AL itu punya semua dokter spesialisnya dan ada satu dokter spesialis khusus yang tidak dimiliki oleh rumah sakit lainnya di Indonesia," ujar Kepala Ladokgi TNI AL Yos Sudarso Makassar, Letkol Laut (K) drg Ketut Triwanto Sp.Ort di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, dokter khusus yang dimiliki oleh Ladokgi TNI AL itu hanya ada dua di Indonesia yakni satu berada di Jakarta dan seorang dokter spesialis lainnya di Ladokgi Makassar.
Dokter spesialis yang dimiliki itu merupakan dokter gigi karies atau berlubang dikarenakan terjadinya Barodontalgia yang disebabkan oleh dua hal.
Baca juga: (Pemerintah wajibkan dokter spesialis bertugas di daerah)
Ia menjelaskan, Barodontalgia adalah suatu fenomena dengan mengalami sakit gigi pada saat berada pada ketinggian misalnya saat terbang atau menyelam pada kedalaman tertentu di bawah laut.
Disebutkannya, fenomena ini mulai dikenal sejak Perang Dunia II, di mana awak pesawat terserang sakit gigi saat sedang terbang. Namun ternyata fenomena ini juga dijumpai pada penyelam dan kemudian diketahui perbedaan tekanannya.
Baca juga: (Insentif wajib kerja dokter spesialis Rp23-30 juta)
"Jadi secara keseluruhan di Ladokgi TNI AL Yos Sudarso itu ada 12 dokter gigi spesialisnya dan juga satu lainnya dokter gigi khusus yang cuma ada di Makassar. Jadi dokter spesialis itu untuk orang yang mengalami infeksi pada ketinggian atau penyelaman," katanya.
Menurutnya, ilmu kedokteran gigi yang dimilikinya ini hanya ada di pelatihan militer angkatan laut, sehingga ilmu ini diyakini tidak dimiliki oleh kedokteran lainnya kecuali kedokteran militer angkatan laut.
Baca juga: (Pemkab Banyuwangi beri beasiswa dokter spesialis kepada 18 dokter berprestasi)
Kendati demikian, masyarakat Kota Makassar tidak perlu penasaran jika ingin merasakan pelayanan dokter gigi TNI AL, karena hanya cukup datang di Klinik Kesehatan (Ladokgi) TNI AL Yos Sudarso semua akan terlayani.
"Tidak ada yang tidak dilayani, semua kami pastikan akan terlayani," ujar drg Ketut.
Baca juga: (Indonesia kekurangan 1.921 dokter spesialis dasar)
Pewarta: M Hasanuddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017