Bahkan bukan hanya dari wisatawan lokal namun wisatawan luar seperti dari Tiongkok dan Korea juga tampak hadir membaur dengan wisatawan lokal yang penasaran melihat beberapa fenomena alam di saat titik kulminasi terjadi yakni pada pukul 11.40 Wib.
Fenomena yang terjadi di saat titik kulminasi tersebut seperti benda di lokasi tersebut tidak memiliki bayangan, air berbalik arah dan telur bisa didirikan.
Plt Kabid Pariwisata Disporapar Kota Pontianak, Zulkifli menjelaskan kemerian kulminasi tahun ini selain ramainya kunjungan yang hadir juga karena pengisi acara juga ramai. Tahun ini menurutnya berbeda sekali karena momen kali ini melibatkan pegiat ekonomi kreatif yang ada di Pontianak.
"Tahun ini seluruh pelaku ekonomi kreatif di Pontianak kita libatkan dan kita berikan ruang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dan berekspresi. Dengan demikian maka pengunjung bisa melihat dan betah di lokasi karena dihadirkan karya dan produk mereka," kata dia.
Ia menambahkan perbedaan lain yang mencolok dari momen tahun ini adalah pihaknya juga melibatkan duta wisata Pontianak seperti bujang dare, koko memei, abang adek dan duta kuliner Pontianak.
"Semua duta wisata tersebut kita berikan ruang juga untuk berekspresi sebagaimana perannya," paparnya.
Ke depan kata dia khsusnya di momen yang sama yakni pada September mendatang pihaknya akan lebih serius mengarap momen yang langka di dunia untuk lebih menarik dan meriah.
"Kita akan maksimalkan lagi kulminasi kedua di tahun ini tepatnya di 21-23 September mendatang," kata dia.
Fenomena alam yang langka dan unik seperti telur bisa berdiri saat ini bukan hanya di area Tugu Khatulistiwa saja. Namun baru - baru ini ditemukan di jalan - jalan di daerah Sungai Putat, Siantan Pontianak telur juga bisa didirikan. Warga setempat berbondong - bondong untuk mencoba dan memperagakan dan menyaksikan telur bisa didirikan.
Pewarta: Dedi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017