"Marilah kita jaga sungai-sungai khususnya Sungai Serayu karena kita melihat ke depan, Sungai Serayu masih dan akan tetap dibutuhkan oleh saudara-saudara kita khususnya yang bermukim di selatan sungai ini, yaitu di daerah Cilacap," katanya saat memberi sambutan dalam peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2017 di area parkir Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu disebabkan kebutuhan air baku untuk masyarakat Kabupaten Cilacap saat sekarang sudah diambil dari Sungai Serayu.
Akan tetapi, kata dia, lokasi pengambilan air baku tersebut mulai terkontaminasi dengan intrusi air laut.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya mulai tahun 2017 mencoba mencari titik-titik sumber air di sekitar Sungai Serayu yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya di Cilacap.
Lebih lanjut, Tri mengatakan peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2017 mengusung tema Air dan Air Limbah.
"Sesuai dengan temanya, Air dan Air Limbah, kami dan jajaran Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sudah mencanangkan bahwa air limbah ini tidak boleh dibuang langsung ke sungai sebelum dilakukan penanggulangannya," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan ke depan, dalam satu lingkungan permukiman akan ada instalasi penjernihan air limbah (IPAL) serta instalasi penjernihan tinja dan barang-barang berbahaya.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk melindungi air agar aman dikonsumsi.
Saat ditemui wartawan usai kegiatan, Tri mengatakan ke depan, air limbah sebelum dibuang ke sungai harus diolah dulu agar memenuhi baku mutu.
"Ini yang akan kami lakukan. Masyarakat, saudara-saudara kita yang bermukim di pinggir sungai, ini yang menjadi perhatian. Jangan sampai air buangan dari rumah langsung di buang ke sungai," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan membangun IPAL komunal di beberapa RT atau dalam satu RW.
Dengan demikian, lanjut dia, semua air limbah rumah tangga akan masuk ke IPAL komunal untuk diolah sebelum dibuang ke sungai.
Ia mengatakan pembangunan IPAL komunal di wilayah BBWSSO telah dimulai sejak awal tahun 2017.
"Tahun ini, kami baru coba di daerah Yogyakarta sudah ada dua sebagai pilot project. Kami bekerja sama dengan teman-teman Cipta Karya," katanya.
Terkait intrusi air laut di Sungai Serayu, dia mengatakan hal itu sudah sejauh 4 kilometer dari muara.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya untuk sementara menahan intrusi air laut tersebut dengan menggunakan "groundsill".
"Salah satunya, supaya air dari hulu tetap banyak dan mengalir dengan baik," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017