• Beranda
  • Berita
  • Pendapat Bank Pembangunan Asia soal ekonomi Indonesia

Pendapat Bank Pembangunan Asia soal ekonomi Indonesia

6 April 2017 16:04 WIB
Pendapat Bank Pembangunan Asia soal ekonomi Indonesia
Dokumentasi kendaraan melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (20/2/2017). Perekonomian DKI Jakarta sepanjang 2016 tumbuh stabil sesuai dengan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada 2016 yang tercatat tumbuh 5,85 persen "year on year". (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

... bisa mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari yang diharapkan...

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Kepala Perwakilan Bank Pembangunan Asia (ADB) Indonesia, Sona Shrestha, berpendapat soal masa depan ekonomi Indonesia. Reformasi struktural dan konsistensi kebijakan ekonomi dari pemerintah jadi kuncinya. 

Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) 2017, ADB memproyeksikan peningkatan investasi swasta, kinerja ekspor, dan belanja infrastruktur tinggi bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 sebesar 5,1 persen dan pada 2018 sebesar 5,3 persen.

Risiko yang dapat mempengaruhi proyeksi ini adalah kemungkinan lambatnya pelaksanaan reformasi kebijakan, kurangnya pendapatan fiskal, ketidakpastian atas kebijakan perdagangan di negara maju dan pemulihan yang melambat di negara mitra dagang utama.

Publikasi ini juga mencatat pemerintah Indonesia telah memiliki fokus yang kuat dalam mendorong reformasi di pembangunan infrastruktur, yang bisa mendorong investasi dan diversifikasi kegiatan ekonomi dalam jangka menengah panjang.
"Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari yang diharapkan, karena secara potensi ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5,5 persen-6 persen," kata Shrestha, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Shrestha menjelaskan, selain reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi tinggi ini bisa dicapai apabila pembenahan berkelanjutan dalam sarana infrastruktur dan upaya mengatasi kesenjangan kualitas tenaga kerja juga ikut dilakukan.

Untuk itu, ia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang diproyeksikan pemerintah dalam pagu indikatif sebesar 5,6 persen masih bisa tercapai, asalkan perbaikan kinerja domestik itu diupayakan dan terjadi pemulihan ekonomi global.

"Potensi untuk tumbuh tinggi selalu ada, namun hal itu didukung komitmen pemerintah atas reformasi berkelanjutan dan membaiknya kondisi lingkungan global," kata Shrestha.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017