"Ini merupakan program yang mulia, Negara ingin memberikan pelayanan kesehatan yang gratis bagi masyarakatnya," kata Ade Rai yang juga Brand Ambasador BPJS Kesehatan itu.
Kata Ade Rai, kepesertaan BPJS Kesehatan juga merupakan arisan nasional, satu ketika kita yang akan membutuhkan jaminan kesehatan itu. "Mudah-mudahan program ini bisa menjadi proteksi diri," ujarnya
Kemudian program dengan visi, gotong royong semua tertolong, pada dasarnya kalau kita tidak menggunakannya, diluar sana pasti banyak yang membutuhkannya.
"Kehadiran saya pada dasarnya ingin mengajak masyarakat lebih cerdas akan kesehatan," katanya.
Maksudnya kata dia, kecerdasan itu merupakan kemandirian, bukan ketergantungan yang terjadi seperti saat ini. Yang saat ini ketika kita sakit di masa tua, itu merupakan akumulasi dari investasi kesehatan yang dilakukan di masa muda.
"Sekarang yang ada masyarakat ada yang tidak tahu diri, artinya tinggal tahu pakai saja," ujarnya.
Padahal kata dia, dengan menggunakan itu, artinya kita telah menggunakan subdisi dari orang yang sehat. Artinya, masuk rumah sakit menggunakan lima orang sehat, sakit lebih parah menggunakan 50 orang sehat, sakitnya lebih parah lagi menggunakan 500 orang sehat.
"Sehingga kita tidak ingin menghambur-hamburkan biaya itu dan alangkah baiknya kita menjaga kesehatan dari sekarang," katanya.
Lebih lanjut kata dia, ketika kita berinvestasi, akhirnya terjadilah akumulasi dan pada akhirnya mendapatkan apresiasi yang akan kita nikmati di kemudian hari. Pertanyaannya, investasi kita di masa muda, apakah investasi yang baik atau buruk.
"Kalau investasinya buruk di masa muda dengan pola hidup tidak sehat, maka apresiasinya akan sakit di hari tua. Jadi tidak boleh disalahkan masa tuanya, seolah-olah sakit itu datang di hari tua," tuturnya.
Kepala Divisi Regional X BPJS Kesehatan, I Made Puja Yasa, mengatakan sosialisasi itu rutinitas tahunan BPJS Kesehatan untuk tiga organisasi besar itu.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017