• Beranda
  • Berita
  • Aturan media sosial untuk pasangan menurut pakar

Aturan media sosial untuk pasangan menurut pakar

9 April 2017 11:03 WIB
Aturan media sosial untuk pasangan menurut pakar
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta (ANTARA News) - Media sosial bisa jadi sumber tawa atau bencana bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara. Pakar hubungan dan terapi pasangan Rachel Sussman berbagi aturan yang wajib ditaati sejoli.

Kencan = letakkan dulu handphone

Kencan adalah waktu untuk berinteraksi dengan orang terkasih, bukan ratusan “teman” dan pengikut di media sosial. Matikan handphone atau ubah jadi mode getar, tahan diri untuk melihat linimasa Instagram.

Matikan handphone
Melihat handphone sebelum tidur berdampak buruk pada jadwal tidur.

“Ada waktu tertentu pada malam hari di mana Anda harus mematikannya,” kata Rachel seperti dilansir Independent.

Bertanya sebelum unggah foto
Secara umum ini adalah perilaku santun yang harus diterapkan tak hanya pada orang terkasih. Setiap orang punya standar yang berbeda mengenai apa yang pantas diunggah dan dilihat publik. Jangan asal unggah, tanya dan minta izin sebelum Anda memamerkan foto di media sosial.

Jangan follow akun mantan
Kecuali memang mantan pacar Anda ada di lingkaran sosial atau pacar baru memang kenal dengannya.

Jangan “like” foto mantan
“Kau dengan banyak cerita tentang orang yang berselingkuh dengan mantan pacar di Facebook atau Instagram.” kata Rachel.

Bersikap skeptis
Pasangan yang bahagia biasanya tidak mengumbar hubungan mereka di media sosial karena mereka merasa tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain.

“Semakin banyak melihat media sosial, kita merasa jadi orang paling merana karena kehidupan orang terlihat lebih baik,” katanya.

“Itu bisa membuat kita merasa sedih, tapi juga mengispirasi kita untuk bertingkah seakan hidup kita paling baik.”

Ia mengatakan banyak dari kliennya yang mengunggah beberapa foto dalam sehari, tentang makanan, busana dan kegiatan mereka hari itu. Namun sebagian besar tidaklah akurat.

“Anda tidak bisa percaya sepenuhnya pada apa yang terlihat di media sosial. Saya pikir hanya sebagian kecil saja yang benar.”

Penerjemah:
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017