"Acara ini sengaja kami gelar. Kami mengirim doa, meminta pada Allah agar semua korban bisa segera ditemukan," kata kiai yang memimpin pengajian itu, Sahir Hasan ditemui di lokasi pengajian, Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Kamis.
Ia mengatakan, semua warga berduka atas musibah tanah longsor yang menimpa lima warga di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos tersebut. Hingga kini, ppara korban itu belum ditemukan.
Ia juga berharap, dengan kirim doa ini jika mereka telah meninggal dunia, maka semua amalnya dierima Allah dan segala kesalahannya diampuni. Ia berharap, keluarga juga diberikan sabar atas musibah itu.
"Kami semua juga ikut berduka cita dalam musibah ini. Kami berharap, keluarga diberi kekuatan, sabar," katanya.
Pengajian ini dilakukan dengan membaca kita suci Al Quran yang dilakukan di masjid desa setempat. Ada sekitar enam tahfiz (penghafal Al Quran) yang ikut pengajian.
Acara itu dimulai setelah subuh, dengan membaca per juz ayat suci Al Quran. Selain tahfiz, ada juga peserta pengajian yang ikut mendengarkan serta menyimak ayat per ayat dari lantunan kitab suci itu.
Sahir menambahkan, acara ini digelar satu hari penuh dan diperkirakan selesai saat shalat Ashar. Selain di tempat ini, ada lokasi lainnya yang juga digelar pengajian.
Ia mengatakan, warga juga selalu melakukan tahlil bersama setiap selesai sholat. Acara itu juga digelar di masjid yang ada di desa setempat.
Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam. Petugas pun membuat posko di Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk.
Hingga kini, tingkat kedalaman longsor mencapai 40 meter, membuat petugas pun harus berupaya keras mencari para korban. Dalam musibah itu, lima orang menjadi korban belum ditemukan.
Pewarta: Oleh Destyan Hendri Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017