"BPBD Kabupatan Madiun telah memasang banner peringatan rawan longsor di dua lokasi tersebut. Tujuannya agar warga sekitar lebih berhati-hati dan bersiaga ketika sewaktu-waktu harus mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edy Hariyanto kepada wartawan di Madiun, Sabtu.
Saat ini terdapat dua lokasi di Kabupaten Madiun yang terjadi tanah retak yakni di Desa Kepel dan amblesnya tebing di Desa Bodag, Kecamatan Kare.
Intensitas air hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang sudah labil dinilai cenderung membuat struktur tanah menjadi lebih gembur. Terlebih, di lokasi tanah dengan kemiringan curam.
"Selain memasang peringatan dini, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak pemdes setempat, tentang peringatan bencana longsor di Air Terjun Coban Kromo," kata dia.
Tebing yang mulai ambles di Air Terjun Coban Kromo Desa Bodag tidak begitu berdampak bagi permukiman warga. Meski demikian tetap berimbas pada lahan pertanian yang menjadi pekerjaan utama warga setempat. Sedangkan tanah retak di Desa Kepel setidaknya mengancam beberapa rumah di bawahnya.
"Untuk itu, kami melalui tim di tiap desa terus melakukan sosialisasikan kepada warga terdampak terutama saat diguyur hujan malam hari untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," terang Edy.
Pihaknya memetakan beberapa wilayah rawan longsor di Kabupaten Madiun yang ada di lereng Wilis di antaranya desa-desa di Kecamatan Dagangan sebelah timur, seperti Desa Mendak, Segulung, Tileng, dan Padas.
Kemudian, beberapa desa di Kecamatan Dolopo sebelah timur, seperti Desa Suluk, Bader, dan Blimbing. Sedangkan di Kecamatan Kare meliputi Desa Bodag, Bolo, Cermo, dan Kepel.
Lalu, di Kecamatan Gemarang meliputi Desa Batok, Durenan, dan Tawangrejo. Juga, Desa Kresek di Kecamatan Wungu, serta Desa Sumberbendo di Kecamatan Saradan.
"Warga yang tinggal di wilayah-wilayah rawan itu diminta waspada mengingat curah hujan yang masih tinggi," katanya.
(T.KR-LUS/N002)
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017