Sebagai seorang pembalap wanita, Diandra mengaku pernah dipandang sebelah mata oleh pihak lain, apalagi jika lawannya merupakan para pembalap senior.
"Karena mengawali balap langsung ikut di kejuaraan touring, lawannya itu pebalap-pebalap senior dan laki-laki. Di awal-awal menjuarai balap, sempat dibilang saya menang karena diberi kesempatan, dikritik juga cara mengemudinya," tutur Diandra kepada Antara News, Kamis (20/4).
"Namun semua tantangan yang ada bagi saya adalah sebuah motivator yang baik. Semua saya jadikan motivasi untuk bisa tampil lebih baik dan optimal," kata Diandra.
Berkat kritik dan tantangan itu akhirnya Diandra menjadi juara umum nasional kelas B5 (3200 cc) di ajang Mercedes-Benz Motorsport Club Race Championship, yakni menjuarai podium pertama selama 6 seri. "Di situ merupakan pembuktian, terutama pada diri sendiri bahwa saya mampu bersaing dengan pebalap-pebalap senior lainnya yang pada awalnya meremehkan kemampuan saya," tutur dia.
Diandra yang menjadi instruktur Nissan GT Academy 2016 juga menilai bahwa balap bukanlah olahraga kaum laki-laki semata.
"Bagi saya, balap bukan soal olahraganya laki-laki, namun sama halnya dengan olahraga lain. Balap merupakan wadah menyalurkan dan mengembangkan potensi yang kita miliki," ucap dia.
Ia menambahkan, "Jika kita menekuninya, maka ketika helm sudah terpasang, tidak ada sama sekali yang membedakan antara laki-laki dan perempuan."
Pewarta: Alviansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017