• Beranda
  • Berita
  • Ribuan mantan petempur Taliban diperkirakan telah masuk ke Jerman

Ribuan mantan petempur Taliban diperkirakan telah masuk ke Jerman

23 April 2017 11:43 WIB
Ribuan mantan petempur Taliban diperkirakan telah masuk ke Jerman
Ilustrasi - Seorang imigran mengambil foto 'selfie' bersama Kanselir Jerman Angela Merkel di depan kamp pengungsian dekat Kantor Federal untuk Imigrasi dan Pengungsi setelah pendaftaran di distrik Spandau, Berlin, Jerman, Kamis (10/9/2015). (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Berlin (ANTARA News) - Ribuan mantan petempur Taliban diperkirakan telah memasuki wilayah Jerman selama dua tahun terakhir di antara lebih dari satu juta migran dan pengungsi yangdatang ke negara itu, demikian laporan Majalah Der Spiegel pada Sabtu.

Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi Jerman (BAMF) memberikan informasi kepada pihak keamanan bahwa ribuan migran telah menunjukkan identitas mereka sebagai mantan gerilyawan Taliban selama proses permohonan suaka, kata majalah tersebut.

Ditambahkan, bahwa setidaknya 70 pria Afghanistan sedang diselidiki oleh kepala jaksa federal Jerman, meskipun begitu belum jelas apakah mereka semua dicurigai sebagai petempur aktif Taliban atau tidak.

Enam orang ditahan dalam tahanan penyelidikan, dan sidang pengadilan awal yang melibatkan beberapa orang lainnya akan dimulai pekan depan, tambah laporan dari majalah itu.

Tidak ada komentar dari lembaga migrasi atau jaksa federal terkait hal tersebut.

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel, tengah mendapatkan sorotan dan kritikan karena telah mengizinkan banyak migran memasuki wilayah mereka, terutama setelah terjadinya serangan pemberontak yang melibatkan para migran pada tahun lalu.

Merkel yang akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan umum 24 September mendatang, pada bulan ini mempertahankan  peningkatan deportasi terhadap pencari suaka Afghanistan yang telah ditolak, dengan mengatakan bahwa semua negara Uni Eropa lainnya juga melakukan hal yang sama.

Dia mengatakan bahwa sekitar 55 persen warga Afghanistan diberi status sebagai pengungsi di Jerman, sementara 45 persen lainnya ditolak, demikian dilansir Reuters.

(Uu.Aulia/KR-AMQ)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017