• Beranda
  • Berita
  • Banjir di Kalteng Membuat Melimpahnya Ikan Air Tawar

Banjir di Kalteng Membuat Melimpahnya Ikan Air Tawar

13 Mei 2007 16:36 WIB
Sampit (ANTARA News) - Banjir yang melanda sejumlah wilayah di propinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), seperti Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Seruyan, ternyata membawa berkah bagi sebagian warga setempat, karena melimpahnya ikan air tawar yang mudah ditangkap di rawa-rawa dan danau yang meluap. Zainal, warga Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotim, Minggu, mengatakan bahwa banjir besar yang melanda Parenggean membuat ikan air tawar yang banyak hidup di rawa dan hutan turun mengumpul ke sungai-sungai kecil dan ke sekitar pemukiman warga. Untuk menangkap ikan itu, ia bersama warga menggunakan alat tangkap seperti jala, jaring dan memasang perangkap lukah dan bubuh. Menurut Zainal, dalam sehari bisa mendapatkan 10-20 kilogram ikan haruan, papuyu dan kapar yang dijual kepada pengumpul dengan harga Rp5 ribu hingga Rp7.000 per kilogram (kg). Dari pantauan ANTARA News di pasar ikan Sampit berlimpahnya pasokan ikan air tawar itu membuat harga ikan jenis ini turun, seperti ikan haruan besar dengan berat mulai 0,5 kilogram yang biasanya dijual dengan harga Rp25.000 kg saat ini dijual dengan harga Rp18.000 kg, sedangkan haruan kecil turun dari harga Rp15.000 kg menjadi Rp10.000 per kg. Kepala Bidang Produksi dan Usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Kotim, Mashardi, membenarkan bahwa melimpahnya pasokan ikan air tawar sejak banjir melanda sejumlah wilayah di Kotim. Menurut dia, ikan air tawar ini banyak dipasok dari Kecamatan Parenggean, Mentaya Hulu dan Kecamatan Antang Kalang. Selain itu, ikan ini juga banyak dipasok nelayan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan. Rata-rata ada dua ton ikan air tawar setiap harinya yang di pasok ke Sampit. Sedangkan hari biasanya tidak sampai separuhnya, bahkan sering kosong. Berlimpahnya pasokan ikan air tawar ini cukup membantu mengatasi kekosongan ikan laut yang pasokannya menurun drastis dari rata-rata dua ton per hari turun menjadi 300 hingga 600 kilogram akibat kurangnya tangkapan nelayan pada musim ini, katanya menambahkan. (*)


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007