Warga Baduy berdatangan rayakan tradisi Seba

28 April 2017 17:56 WIB
Warga Baduy berdatangan rayakan tradisi Seba
Dokumen foto ribuan warga Baduy mengikuti tradisi Seba ke Kantor Gubernur Banten, di Kota Serang, Sabtu(14/5/2016). Acara Seba Baduy merupakan tradisi tahunan suku Baduy selepas panen raya untuk menghadap kepala daerah dengan membawa aneka palawija hasil panen. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Juga menyampaikan pesan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten sebagai kepala pemerintah daerah."

Lebak (ANTARA News) - Warga Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mulai berdatangan ke Kota Rangkasbitung untuk merayakan tradisi Seba di Pendopo Pemerintah Kabupaten Lebak, Jumat petang.

"Kami lebih awal tiba di Rangkasbitung karena bisa berjalan-jalan sambil bermain," kata Santa (45) warga Baduy Penamping yang tinggal di Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Tradisi Seba itu merupakan upacara persembahan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas dilimpahkan rezeki hasil tanaman pangan selama setahun.

Santa mengatakan dirinya mengikuti Seba ingin menjalin kebersamaan dan silaturahmi dengan pemerintah daerah.

Ribuan warga Baduy mulai tiba di Rangkasbitung pukul 15.00 WIB menggunakan truk, sekalipun banyak juga yang berjalan kaki menempuh jarak 40 kilometer  dan tiba di Rangkasbitung pukul 16.00 WIB.

Mereka mengungkapan syukur tersebut diwujudkan dengan menyerahkan hasil bumi, seperti padi, pisang, gula, petai, dan buah-buahan kepada Bupati Lebak, Iti Octavia, sebagai wakil wali negara atau pejabat negara.

"Semua produk hasil bumi itu diserahkan kepada Bupati Lebak, Iti Octavia, juga pejabat lainnya untuk merayakan peringatan Seba," katanya.

Saija, pemuka adat Baduy, yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa peringatan upacara adat tersebut dilaksanakan sejak turun-temurun sebagai bukti kesetiaan terhadap kepala pemerintah.

Pelaksanaan adat ini dilakukan setelah menjalankan tradisi Kawalu, yakni puasa selama tiga bulan dan wilayah Baduy tertutup bagi warga luar.

Peringatan Seba selain silaturahmi dengan pejabat pemerintah juga memberikan hasil pertanian sekaligus menyampaikan berbagai pesan keluhuran atau kearifan lokal tradisi Baduy.

"Juga menyampaikan pesan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten sebagai kepala pemerintah daerah," katanya.

Pelaksanaan Seba tahun 2017 dinamakan "Seba Gede" karena dihadiri ribuan orang, dan berbeda dengan "Seba Leutik" yang hanya dihadiri ratusan orang.

Warga Baduy setelah selesai memperingati tradisi Seba di Pendopo Pemkab Lebak akan dilanjutkan kembali untuk bertemu dengan Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Banten Nata Irawan.

"Kami juga merasa kewajiban untuk merayakan Seba bersama Gubernur Banten hari Sabtu (29/4)," demikian Saija.

Pewarta: Mansyur
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017