"Tim dokter akhirnya mengamputasi kaki kanan bagian depan. Amputasi dilakukan karena bagian itu luka serius akibat terkena jeratan babi," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Prabowo, di Banda Aceh, Jumat.
Beruang madu itu diperkirakan berusia antara sembilan hingga 10 tahun, ditemukan terjerat perangkap babi di Gampong Ie Tarik 2 Kecamatan Simpang Keramat, Kota Lhokseumawe, Rabu (26/4).
Kemudian, masyarakat setempat melaporkan keberadaan beruang madu naas tersebut kepada petugas BKSD SKW Lhokseumawe.
Dari informasi, petugas bersama tim dokter hewan gabungan BKSDA dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, di Banda Aceh, menuju lokasi beruang madu yang terjerat jeratan babi.
Setelah melihat kondisi beruang madu tersebut, tim akhirnya mengevakuasi ke Banda Aceh, Kamis (27/4) untuk penanganan medis lebih lanjut.
"Kaki kanan bagian depan nyaris putus. Begitu juga kaki kanan bagian belakang juga ada luka akibat terkena jeratan yang dipasang masyarakat untuk menangkap babi," kata dia.
Sesampainya di Banda Aceh, beruang madu dikarantina di Kantor BKSD Aceh di kawasan Simpang Dodik. Hingga akhirnya, Jumat (28/4), dibawa ke FKH Universitas Syah Kuala, untuk penanganan selanjutnya.
"Beruang madu itu sudah menjalani operasi dan kakinya yang nyaris putus terpaksa diamputasi. Setelah sembuh, beruang ini kemungkinan tidak bisa dilepaskan ke habitatnya karena kondisinya," kata Prabowo.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017