Pameran yang bertajuk "Infiniti" itu menampilkan karya dari 24 peserta lokakarya fotografi ANTARA angkatan ke-22 yang telah mengenyam pendidikan memotret selama setahun.
"Ini adalah angkatan 22 sejak GFJA menggelar program untuk menarik anak muda mengenal foto jurnalistik," kata kurator pameran sekaligus Direktur GFJA, Oscar Matuloh, saat pembukaan pameran.
Oscar mengatakan selama setahun mereka digembleng tidak hanya pada pengenalan, pendalaman materi baik di kelas maupun lapangan, tetapi juga diamati karakteristiknya dan mengasahnya sebagai pondasi utama dalam pengembangan mereka ketika mengembangkan diri dalam foto jurnalistik kelak.
Tajuk "Infiniti" lahir dari hasil olah pikir mereka bersama yang dilakukan secara demokrasi hingga tajuk ini diputuskan secara aklamasi sebagai identitas angkatan 22.
"Mereka sadar betapa semangat sportivitas dan karakter harus selalu dipertajam dengan etika serta beragam pengetahuan untuk dirawat sebagai jiwa," ucap dia.
Selain menampilkan karya 24 peserta angkatan 22, "Infiniti" juga dipersembahkan untuk Caesar Million Brienzinsky, salah satu peserta lokakarya angkatan 22 yang tak bisa menyelesaikan pelatihannya karena lebih dulu tutup usia pada 2 April lalu.
Beberapa karya Caesar dan kesan-kesan mengenai Caesar juga ditampilkan dalam pameran ini.
"Mudah-mudahan karya-karya ini bisa menginspirasi dan akan berlanjut di masa depan dan melanjutkan generasi kita merawat kemerdekaan," ucap dia.
Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat mengatakan karya yang ditampilkan oleh para peserta ini bukan hanya proses berkarya tetapi juga berbagi.
"Saya ingin berpesan kepada angkatan 22 kalau GFJA dan ANTARA adalah juga rumah kalian untuk berkarya," ucap dia.
Lokakarya fotografi ini dibagi dalam dua kelas yakni kelas dasar yang dibimbing oleh Mosesta Pambudhi dan kelas jurnalistik oleh Rully Kesuma.
Menurut Mosesta Pambudhi selama setahun di GFJA para peserta sudah berproses dan berusaha membentuk karakter berdasarkan kerja kelompok
"Mengubah karakter mereka yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan. Ini bukan akhir tapi awal mereka sebagai seorang fotografer. Menurut saya mereka sukses dan gambarnya sudah layak untuk dipamerkan," kata Moses.
Rully Kesuma menambahkan selama pengajaran mereka juga diajarkan bagaimana keseharian wartawan foto.
"Bagaimana bisa memotret peristiwa dan lebih berkomunikasi dengan subyek yang mereka foto," ucap Rully.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017