"Selama sepekan terakhir di bulan April ini, tercatat sudah ada 51 titik tanah longsor yang terjadi di Magetan. Dari sejumlah bencana tersebut kerugian material mencapai ratusan juta rupiah dan terdapat satu korban meninggal dunia, yakni warga Dusun Templek Desa Gonggang," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra kepada wartawan, Sabtu.
Menurut dia, dari 51 titik bencana tanah longsor tersebut, terbanyak terjadi di Kecamatan Poncol yang merupakan wilayah paling rawan terjadi longsor saat musim hujan. Yakni meliputi Desa Gonggang, Sombo, Plangkrongan, Janggan, dan Cileng.
Selain di Poncol, longsor juga terjadi di Kecamatan Plaosan, seperti di Desa Randu Gede. Kemudian, longsor juga melanda Kecamatan Parang di Desa Sundu dan Kecamatan Ngariboyo di Desa Selotinatah dan Bangsri.
Ia menjelaskan, dari 51 titik longsor tersebut, sebanyak 20 titik di antaranya mengenai rumah warga, delapan titik menimpa akses jalan hingga tertutup total, dan sisanya menutup sebagian badan jalan.
Diprediksi bencana longsor masih dapat terjadi lagi seiring tingginya curah hujan pada akhir April hingga awal Mei 2017 mendatang. Warga yang terutama tinggal di daerah rawan longsor diminta untuk waspada dengan mengutamakan keselamatan jiwa dan mengungsi ke tempat aman.
BPBD Magetan memetakan Kecamatan Poncol merupakan daerah paling rawan longsor saat hujan deras melanda selama beberapa jam. Hal itu karena hampir semua desa di Kecamatan Poncol terdapat titik longsor, terlebih titik longsor tersebut berdekatan dengan permukiman warga.
Selain Poncol, wilayah rawan bencana tanah longsor lainnya adalah Kecamatan Plaosan, Panekan, Sidorejo, dan Parang. Sedangkan rawan banjir terdapat di Kecamatan Kartoharjo dan Barat.
Selama curah hujan tinggi, warga diminta mewaspadai banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang masih rawan terjadi di wilayah Magetan dan sekitarnya.
Pewarta: Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017