Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Alo Min di Kupang, Selasa, mengatakan pemerintah mendorong sekolah menyiapkan sumber daya dan infrastruktur pelaksanaan ujian berbasis komputer, namun menyerahkan kewenangan kepada sekolah untuk membuat keputusan mengenai penyelenggaraan ujian berdasar kondisi masing-masing.
"Jika memang masih belum mampu dari aspek peralatan pendukung maka pemerintah tidak memaksakan untuk haru berbasis komputer," katanya.
"Jadi benar-benar sangat mandiri tergantung kepada kemampuan sekolah," kata Alo Min.
Peserta ujian nasional tingkat SMP/MTs di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun ini sekitar 105 ribu murid menurut Alo Min.
"Itu data akhir yang dimiliki dinas untuk kepesertaan siswa di ujian nasional 2017 ini," katanya.
Alo Min yakin penyelenggaraan ujian nasional hari ini berjalan mulus karena penyelenggara sudah menyiapkannya dengan baik.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Filmon Lulupoy secara terpisah juga menyatakan bahwa para penyelenggara telah siap melaksanakan ujian nasional tingkat SMP/MTs.
Filmon mengatakan ujian yang berlangsung 2 sampai 4 Mei dan dilanjutkan pada 8 Mei diikuti oleh 6.828 murid dari 58 SMP/MTs di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari seluruh sekolah penyelenggara ujian di Kupang, hanya dua sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer, yaitu SMP Negeri 2 Kota Kupang dan SMP NCIPS.
"Selebihnya masih menerapkan ujian nasional berbasis pensil kertas," katanya.
Dia mengatakan jumlah sekolah penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer masih sedikit karena sekolah umumnya masih menghadapi keterbatasan pendukung seperti komputer, daya listrik dan internet.
Baca juga: (Kemdikbud sederhanakan soal UNBK SMK susulan)
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017