"Untuk menekan angka inflasi, yah ketersediaan dan harga bahan pokok khususnya harus dijaga atau dikendalikan," ujarnya di Medan, Selasa.
Dia mengatakan itu pada Rapat Koordinasi, Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa, Lebaran dan Idul Adha 2017 di Bank Indonesia (BI) Medan.
Oleh karena pengaruh inflasi dan deflasi Sumut cukup besar ke angka nasiomal, maka pemerintah juga menaruh perhatian dalam soal ketersediaan dan harga bahan pokok.
Dewasa ini, ketersediaan bahan pokok cukup memadai sehingga yang penting dewasa ini adalah mengendalikan harganya.
Dalam pengendalian harga, kata Mendag, diperlukan kerja sama yang kuat antarsemua pihak.
Mendag menegaskan, aturan seperti penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula yang Rp12.500 per kg serta harus adanya penjualan minyak goreng kemasan dengan harga Rp11.000 per liter, bukan untuk mematikan pengusaha besar.
Karena pemerintah juga menyadari besarnya kontribusi pengusaha dalam perekonomian bangsa.
Namun, kata dia, kebijakan penetapan HET itu dan lainnya untuk melindungi masyarakat.
"Masyarakat harus bisa tersenyum saat berbelanja karena harga terjangkau," katanya.
Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengatakan, stok bahan pokok di Sumut cukup memadai dengan harga jual juga stabil.
Stok beras Sumut misalmya hingga awal Mei 2017 sebesar 840.000 ton dari kebutuhan per bulan 144.836 ton sehingga aman untuk lima bulan.
Stok beras semakin aman karena ke depannya masa tanam dan panen masih terus berlanjut.
Adapun produksi cabai merah hingga awal Mei sebesar 69.186 ton dengan kebutuhan per bulan 7.880 ton. "Jadi ada kelebihan produksi yang dipasarkan ke Riau," ujarnya.
Kepala BI Perwakilan Sumut Arief Budi Santoso menyebutkan, BI memprediksi inflasi Sumut pada 2017 bisa ditekan atau terkendali pada sasaran 4 plus minus 1 persen atau lebih rendah dari 2016 yang 6,34 persen.
"Keyakinan bisa menekan inflasi karena hingga Mei, besaran inflasi masih rendah,"katanya.
Inflasi rendah karena harga bahan pokok tren stabil bahkan ada beberapa yang turun seperti cabai merah.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017