"Korban digigit di betisnya pada Rabu (3/4) kemarin sore, saat sedang memotret seekor Komodo sedang memangsa kambing yang sudah menjadi bangkai," kata Kabid Humas Polda NTT Jules Abraham Abast di Kupang, Kamis.
Lokasi korban digigit lanjut Jules jaraknya sekitar 200 meter dari desa Komodo, Kecamatan Komodo.
Dari kronologi pristiwanya Jules menjelaskan pada hari Senin (1/5) korban berangkat dari Labuan Bajo menuju kampung Komodo dan menginap di rumah warga masyarakat bernama H. Kasing, dengan tujuan untuk mengumpulkan foto aksi Komodo di desa tersebut.
Kemudian keesokan harinya pada Selasa (2/5), saat korban berjalan-jalan mengelilingi Kampung Komodo tersebut, ia melihat ada seekor kambing yang digigit oleh seekor Komodo di kompleks Pekuburan Umum dekat Pustu Desa Komodo namun tidak sempat ia dokumentasikan.
"Nah kemudian korban mendapatkan informasi dari warga setempat apabila sudah ada kambing yang digigit Komodo dan kemudian mati pasti Komodo akan turun dari Gunung untuk memangsa kambing yang sudah mati tersebut," ujar Jules menurut laporan dari kepolisian Manggarai Barat.
Setelah mendengar ada kesempatan tersebut, pada Rabu (3/5) pukul 08.00 wita waktu setempat, korban melakukan "tracking" ke tempat bangkai kambing pegunungan sekitar 200 meter dari arah Pustu Desa Komodo tanpa didampingi ranger/warga masyarakat guna melakukan pengambilan gambar.
Saat tiba di lokasi tersebut, korban melihat seekor komodo sedang memangsa seekor kambing.
Ia kemudian berusaha untuk mengabadikan momen tersebut namun korban tidak tahu ada seekor binatang Komodo kecil yang berada di sekitar korban yang kemudian langsung menggigit betis kaki bagian kiri hingga mengalami luka robek.
Pascakejadian tersebut masyarakat yang mengetahui hal tersebut langsung bergerak cepat membawa korban menyeberang ke Labuan Bajo untuk dirawat di Rumah Sakit di Labuan bajo.
"Hingga saat ini korban masih dirawat di RS Siloam setelah ditangani oleh petugas kepolisian," katanya.
Baca juga: (Peter Odemwingie main di Indonesia karena komodo)
Baca juga: (Komodo jalannya lambat, pariwisatanya melesat)
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017