Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Adiatma Sardjito dalam rilis di Jakarta, Kamis mengatakan tambahan dua SPBG tersebut terintegrasi dengan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau disebut SPBG ecostation.
"Dengan integrasi SPBG dengan SPBU yang sudah ada ini, maka masyarakat akan makin mudah mendapatkan BBG (bahan bakar gas)," ucapnya.
Kedua SPBG ecostation, yang dibangun dengan menambah dispenser di SPBU yang sudah ada itu, berlokasi di Jalan Cilandak KKO, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Jalan Raya Margonda, Depok.
Menurut dia, tambahan SPBG tersebut merupakan respon atas penerbitan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2017 tentang Percepatan Pemanfaatan Bahan Bakar Gas untuk Transportasi Darat.
Pemerintah menargetkan 150 SPBU sudah menjual BBG sampai 2019.
"Pembangunan SPBG terintegrasi dengan SPBU ini merupakan wujud komitmen Pertamina mengimplementasikan Permen ESDM 25/2017, yang mewajibkan satu dispenser CNG (compressed natural gas) di setiap SPBU," tutur Adiatma.
Dengan tambahan di Cilandak dan Margonda, saat ini Pertamina memiliki lima SPBG ecostation. Tiga lainnya yang telah beroperasi berlokasi di Daan Mogot, Gandaria, dan Mampang.
"Dengan beroperasinya SPBG Cilandak dan Margonda yang masing-masing memiliki kapasitas 0,3 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 10.000 liter setara premium (LSP), diharapkan dapat melayani kebutuhan BBG jenis CNG untuk angkot, taksi, bajaj, dan kendaraan pribadi," lanjutnya.
Adiatma menambahkan pihaknya juga akan menambah dua unit SPBG "ecostation" lain di wilayah DKI Jakarta pada 2017.
Menurut dia, pada 2017, Pertamina kembali mendapatkan penugasan Kementerian ESDM untuk mendistribusikan 3.000 konverter kit untuk kendaraan umum dan dinas yang di antaranya berlokasi di DKI Jakarta dan Kota Depok.
(Baca juga: Archandra harapkan produsen mobil dukung konversi BBG)
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017