Purbalingga (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengembangkan varietas padi Inpari Sidenuk merupakan hasil rekayasa teknologi nuklir di bidang pertanian, kata Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Lily Purwanti.Umur pendek 105 hari, potensi hasil 9 hingga 11 ton/hektare, tidak mudah roboh dan tahan terhadap wereng batang coklat."
"Sedang dikembangkan varietas padi Inpari Sidenuk hasil litbang Badan Tenaga Nuklir Nasional," kata Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Lily Purwanti di Purbalingga, Kamis.
Dia menambahkan, pengembangan dengan luas areal sekitar 10 hektare akan dilakukan di Desa Senon, Kecamatan Kemangkon.
Selain itu 10 hektare lainnya, kata dia, akan dikembangkan di Kecamatan Kalimanah.
"Ditambah tiga hektare penangkaran benih, tujuannya agar hasil bisa digunakan kembali sebagai benih di musim yang akan datang," katanya.
Dia menambahkan, varietas padi yang sedang dikembangkan memiliki banyak kelebihan.
"Umur pendek 105 hari, potensi hasil 9 hingga 11 ton/hektare, tidak mudah roboh dan tahan terhadap wereng batang coklat," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Falcony Margono mengatakan, rekayasa teknologi nuklir yang diterapkan pada tanaman padi mampu membawa keuntungan bagi petani.
Pasalnya petani diuntungkan dengan hasil panen yang lebih banyak.
"Rata-rata panen untuk lahan satu hektar dapat mencapai hingga 10 ton. Hasil ini bukan final, dan akan terus dilakukan penelitian hingga bisa melebihi yang dicapai saat ini," katanya.
Tanaman padi varietas Sidenuk, tambah dia, berhasil dikembangkan di sejumlah daerah percontohan baik di Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
Baca juga: (Pemkab Solok Selatan canangkan gerakan tanam serentak)
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017