"Dana jaringan gas akan diambil dari alokasi pembangunan tangki timbun sekitar Rp190 miliar," katanya pada peresmian jaringan gas rumah tangga di Rumah Susun Penjaringan Sari, Rungkut, Surabaya, Minggu.
Jonan menjelaskan, dengan asumsi biaya penyambungan sekitar Rp10 juta per rumah tangga, maka dengan dana Rp190 miliar akan ada tambahan pembangunan 19.000 sambungan jaringan gas rumah tangga di Indonesia.
"Tambahan akan diprioritaskan pada kebutuhan dan ketersediaan jaringannya," katanya.
Wali Kota Surabaya Rismaharini, yang memberikan sambutan sebelum Jonan, meminta pemerintah mengalokasikan tambahan jaringan gas di Kota Surabaya.
"Tahun lalu, kami dapat 24.000 sambungan. Tahun ini, tidak ada alokasi. Kami minta Pak Jonan bisa mengusahakannya," katanya.
Ia mengatakan warga Surabaya menikmati manfaat memakai sambungan gas yang murah, praktis, ada setiap saat, bersih, dan aman.
"Penghematan yang didapat telah meningkatkan kesejahteraan warga," katanya.
Pada Minggu, Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan jaringan gas untuk 24.000 unit sambungan rumah tangga di Kota Surabaya dengan biaya APBN 2016 senilai Rp221,9 miliar.
Pasokan gas untuk kebutuhan rumah tangga di Surabaya itu berasal dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore sebesar 0,6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Pemasangan 24.000 sambungan gas untuk rumah tangga di Surabaya merupakan bagian dari pembangunan 186 ribu sambungan jaringan gas untuk rumah tangga di 14 provinsi selama periode 2009-2016 menggunakan dana APBN.
Pembangunan sambungan gas rumah tangga dilakukan melalui penugasan kepada dua BUMN, PT PGN (Persero) Tbk dan PT Pertamina (Persero).
Tahun 2017, pemerintah akan membangun lagi 59 ribu sambungan rumah tangga di 16 wilayah.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017