"Baru sekali ini saya melihat langsung Festival Rujak Uleg. Cukup ramai karena sepanjang Jalan Kya-Kya dipadati pengunjung," kata salah satu pengunjung, Yanti warga Kenjeran di lokasi Festival Rujak Uleg.
Untuk itu, Yanti berharap acara tahunan ini bisa terus digelar oleh Pemkot Surabaya. "Agar tidak membosankan tiap tahun harus ada inovasi. Saya kira kali ini sudah bagus," katanya.
Festival Rujak Uleg Surabaya 2017 kali ini lebih semarak karena pesertanya lebih banyak. Bila tahun lalu pesertanya 1.300, tahun ini pesertanya sekitar 1.500. Selain itu, ada 300 grup dan setiap grup terdiri atas lima orang.
Peserta Festival Tujak Uleg berasal dari kelurahan/kecamatan sebanyak 160 grup, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya sebanyak 30 grup, peserta umum kurnag lebih 53 grup, peserta dari hotel kurang lebih 28 grup, serta tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri kurang lebih ada 24 grup.
Sementara itu, salah satu perwakilan peserta Festival Rujak Uleg dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, Suharto Wardoyo mengaku senang bisa terus berpartisipasi di acara tersebut.
"Alahamdulillah juga, Dispendukcapil Surabaya kali ini masuk 60 besar," kata Suharto Wardoyo.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada saat memberikan sambutan mengatakan rujak uleg menjadi bagian dari sejarah Kota Surabaya dan tradisi yang perlu dilestarikan.
"Maka tujuan dari rujak uleg ini adalah mengingatkan warga Surabaya akan tradisi itu," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya Widodo Suryantoro mengataka ada beberapa sentuhan baru dalam acara ini yakni bila sebelumnya konsep masing-masing peserta berkostum unik menguleg rujak di meja berderet panjang yang telah disiapkan panitia, maka tahun ini disediakan panggung untuk memparadekan peserta dan kostum uniknya.
"Jadi panggung bulat ini untuk fashion show. Kalau dulu peserta pakai kostum unik, hanya peserta kanan kiri saja yang tahu, kali ini akan diparadekan sehingga semua bisa tahu," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017