"Ada pemahaman bersama bahwa kita tidak bisa hanya fokus pada Inggris yang meninggalkan UE, tapi yang pertama dan utama kita harus berpikir tentang bagaimana kita memperdalam UE dan ketahanannya terhadap krisis, dan khususnya zona euro," kata Merkel dalam sebuah konfrensi pers bersama setelah berbicara dengan Macron.
Sesuai tradisi, Presiden Prancis tersebut mengunjungi Merkel dalam lawatan pertamanya ke luar negeri setelah mulai menjabat pada Minggu.
Macron juga mendesak sebuah "rekonstruksi bersejarah" di Eropa untuk melawan gelombang populisme, setelah mengalahkan pemimpin sayap kanan jauh Marine Le Pen di pemilihan presiden Prancis.
Menjelang kunjungannya, gagasan Macron untuk mereformasi zona euro, termasuk menyiapkan anggaran terpisah untuk blok tersebut, dan juga memberi UE parlemen dan menteri keuangannya sendiri, memicu skeptisisme di antara beberapa orang di Berlin.
Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble sudah mengingatkan bahwa reformasi sedalam itu akan membutuhkan perubahan perjanjian, yang "tidak realistis" ketika Eropa dilanda gelombang populisme anti-euro.
Namun Merkel mengatakan "dari sudut pandang Jerman, memungkinkan untuk mengubah perjanjian jika itu masuk akal."
"Kalau kita bisa mengatakan mengapa, buat apa, apa tujuannya, maka Jerman akan siap" untuk perubahan perjanjian menurut dia.
Jerman juga siap bermitra dengan Prancis dalam mengupayakan lebih banyak kerja sama dalam kebijakan pertahanan dan mencocokan kebijakan luar negeri Eropa yang bisa "membuat Eropa lebih terlihat dan lebih kuat, katanya.
Kedua negara kekuatan utama Eropa itu ingin memberi "dorongan baru" bagi kerja sama mereka dan "momentum baru" untuk aksis Franco-German, tambah Merkel sebagaimana dikutip kantor berita AFP.(hs) 
Baca juga: (Arti Emmanuel Macron bagi dunia (dan Indonesia))
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017