• Beranda
  • Berita
  • Pria ini gugat kekasihnya karena main ponsel saat di bioskop

Pria ini gugat kekasihnya karena main ponsel saat di bioskop

17 Mei 2017 17:27 WIB
Pria ini gugat kekasihnya karena main ponsel saat di bioskop
Ilustrasi (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta (ANTARA News) - Brandon Vezmar, 37, asal Austin, Texas, Amerika Serikat, mengajak kekasihnya menonton “Guardians of the Galaxy Vol 2” saat kencan pertama mereka, pekan lalu.

15 menit setelah film mulai, kekasih Vezmar, perempuan berusia 35 tahun yang tidak disebutkan namanya, mulai mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan, seperti yang diberitakan laman Phone Arena.

Pertemuan itu bukan hanya kencan pertama, tapi juga kopi darat pertama karena mereka berkenalan di aplikasi berkencan.

Menurut Vezmar, kekasihnya menyalakan ponsel 10-20 kali selama 15 menit, untuk berkirim pesan.

Ia sudah meminta untuk berhenti namun tidak ditanggapi. Akhirnya, Vezmar memintanya keluar dari bioskop untuk mengirim pesan dan sang kekasih setuju.

Tetapi, perempuan itu tidak kembali ke bioskop. Vezmar ditinggal sendiri karena mereka pergi dengan mobil kekasihnya.

Alih-alih melupakan kegagalan kencan pertama, dia menuntut sang kekasih untuk biaya nonton bioskop, 17,31 dolar (sekitar Rp230 ribu).

Perempuan itu merespon klaim Vezmar dengan menyatakan ia hanya ber-SMS dua-tiga kali karena temannya bercerita sedang marah dengan pacarnya.

“Ponsel saya pelan dan saya tidak mengganggu orang lain,” kata dia.

Gugatan itu muncul setelah Vezmar meminta ganti seharga tiket nonton bioskop. Tetapi, versi kekasih Vezmar, ia meminta ganti saat mereka sedang berkencan sehingga ditolak.

Perempuan itu juga meminta perlindungan untuk adik perempuannya, yang juga dihubungi Vezmar untuk penggantian 17,31 dolar.

Gugatan Vezmar berbunyi berkirim pesan melanggar peraturan bioskop, mengganggu “pengalaman menonton”nya serta orang lain.

“Ganti kerugian yang diminta sedikit, tapi, yang lebih penting, perilaku tergugat adalah ancaman untuk masyarakat yang beradab,” demikian bunyi gugatan itu.

Penerjemah:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017