"Kalau rumah yang rusak parah tercatat satu, sedangkan rusak ringan lebih 30 rumah. Kini sedang kita rekap," katanya ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Pekanbaru, Senin.
Dia mengatakan, tidak hanya rumah masyarakat yang mengalami kerusakan, tetapi meunasah atau tempat ibadah seperti masjid dan musala di daerah berjuluk "Negeri Seribu Bukit" tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat gempa bumi di Gayo Lues terjadi pukul 04.54 WIB berlokasi di 4.15 Lintang Utara dan 97.20 Bujur Timur berkedalaman 10 kilometer.
Pusat atau titik gempa bumi yang berada pada 27 kilometer Barat Laut di Kabupaten Gayo Lues, tidak berpotensi tsunami.
Tercatat rumah milik seorang warga atas nama Adam Malik (41), yang terletak di Desa Suri Musara, Kecamatan Pantan Cuaca, mengalami rusak parah.
"Yang roboh itu, tombak layar atau dindingnya itu di rumah Pak Adam Malik. Kemudian dua meunasah di Babussalam, Suri Musara dan SMA 1 Pantan Cuaca," terangnya.
Faizal telah memerintahkan jajarannya untuk mengecek kembali ke gampong atau desa di masing-masing wilayahnya agar mengetahui korban jiwa atau kerusakan bangunan lain.
"Jika rumah yang rusak ringan itu, cuma retak-retak aja."
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, warga di Gayo Lues menjadi panik karena gempa terjadi saat mereka selesai bersantap sahur di bulan puasa Ramadan.
"Sebagian warga Gayo Lues sempat panik, dan berhamburan keluar rumah. Guncangan dirasakan cukup keras. Pusat gempa terjadi di darat, dengan sifat dangkal," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Ia mengatakan, gempa juga dirasakan di sebagian daerah di Provinsi Aceh seperti Kabupaten Bener Meriah II-III MMI, dan Kabupaten Bireun II-III MMI.
"Hingga kini BPBD Gayo Lues masih melakukan pendataan. Tetapi akibat gempa ini, tidak berpotensi tsunami," katanya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017