56.000 KK terdampak banjir Tolitoli

4 Juni 2017 14:56 WIB
56.000 KK terdampak banjir Tolitoli
Ilustrasi - Banjir (ANTARA /Akbar Tado)
Palu (ANTARA News) - Sebanyak 56.00 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang yang menghajar Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/6/2017).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandidagala di Palu, Minggu mengatakan banjir bandang yang terjadi di Tolitoli karena hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir.

Sungai terletak di tengah-tengah kota tersebut banjir dan airnya meluap hingga ke hampir seluruh wilayah permukiman masyarakat yang ada di Tolitoli.

Banjir bandang di Tolitoli melanda Kecamatan Baolan, Galang Dako Pemean dan Lampasio.

Di sejumlah titik permukiman penduduk, termasuk di Kelurahan Tuweley, air sampai ke atap rumah dan rata-rata warga mengungsi hanya dengan baju yang ada di badan.

Pemerintah daerah di Tolitoli bersama aparat TNI/Polri, BPBD dan SAR sejak hari pertama banjir hingga kini masih berada di lokasi banjir untuk melakukan evakuasi terhadap para warga yang rumahnya terendam banjir.

Upaya evakuasi cukup sulit karena meski banjir sudah mulai surut, tetapi ada beberapa titik yang genangannya mencapai 4 meter sehingga evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet.

Bartholomeus mengatakan BPBD Provinsi Sulteng telah mengerahkan sejumlah perahu karet ke titik-titik banjir yang tersebar di empat kecamatan itu.

Selain di Tolitoli, banjir juga sebelumnya melanda Kabupaten Morowali Utara mengakibatkan satu jembatan putus total dan dua lainya mengalami kerusakan berat.

Banjir yang melanda Morowali Utara tersebut juga disebabkan hujan lebat yang beberapa hari terakhir ini mengguyur kabupaten hasil pemekaran dari Morowali.

Baik Morowali Utara maupun Tolitoli, merupakan dua daerah yang paling rawan bencana alam banjir dan longsor. Hampir setiap tahunnya kedua daerah di Sulteng itu dilanda banjir.

Namun, kata dia, banjir kali ini yang telah menelan dua korban jiwa merupakan terbesar selama ini.

Pewarta: Anas Masa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017