Djakarta, 1 Maret 1963 (Antara) - Putera2 Indonesia jang berasal dari peranakan, terutama para pemudanja menjambut pernjataan Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno sekitar penjelesaian masalah minoritas dgn djalan asimilasi beberapa hari jl dgn rasa terima kasih dan kegembiraan jg luar biasa.
Soe Hok Gie salah satu pemuda jang menghadap Presiden beberapa waktu jg lalu itu dalam keterangannja kepada "Antara" mengatakan "hal ini ternjata telah mendjadi tjita2 dan garis perdjuangan Bung Karno sendiri semendjak lama".
Pemuda inipun dalam keterangannja itu mengulangi lagi kata2 Presiden Sukarno jg diutjapkan kepada pemuda2 jang datang menghadap beberapa waktu jl itu bahwa "een natio met minoriteiten is geen natio".
Berbitjacara mengenai peng-Indonesiaan nama seseorang, Soe Hok Gie mengatakan bahwa ia menghargai peng-Indonesiaan nama seseorang jang didorong oleh kesadaran serta inisiatip sendiri dan menganggap kurang wadjar bila ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun agar seseorang jang namanja masih berbunji asing menggantinja dgn nama berbunji Indonesia.
Pemuda Soe Hok Gie jang menjadi anggota Urusan Pembinaan Kesatuan Bangsa mengatakan selandjutnja, bahwa harus ditjela sekeras2nja bila masih ada orang2 atau badan2 resmi maupun tidak resmi jg berusaha menghalang2i atau mengedjek seseorang jg meng-Indonesia-kan namanja karena didorong rasa kesadaran serta kejakinannja sendiri.
Peng-Indonesiaan nama jang berbunji asing memang mempunjai segi2 positif jg mendorong pertumbuhan sense of belonging, rasa termasuk dan rasa diterima dalam tubuhbermasjarakat bangsa Indonesia sadja.
Djadi perubahan nama itu hanjalah merupakan faktor pendorong belaka ke arah mempermudah dan memperlantjar asimilasi, demikian Soe Hok Gie anggota Urusan Pembinaan Kesatuan Bangsa.
(3No5/RC03/0812/104)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017