"Ke depan, kami ingin pewarna alam untuk batik itu bisa tahan lama seperti pewarna tekstil. Bagaimana caranya, nanti ini tugas Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin," kata Airlangga saat memberi sambutan pada acara Gelar Batik Nusantar 2017 di Jakarta, Rabu.
Airlangga menyampaikan, industri batik telah berkembang menjadi industri yang ramah lingkungan, sehingga penggunaan zat warna alam pada produk batik menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi.
"Berbagai inovasi dilakukan oleh para perajin dan peneliti untuk mendapatkan varian warna alam, sehingga menghilangkan kesan monoton pada batik warna alam," papar Airlangga.
Airlangga menambahkan, pengembangan zat warna alam juga turut mengurangi importasi zat warna sintetik.
Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat.
Dalam hal ini, lanjut Airlangga, batik warna alam hadir menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar.
"Untuk itu, saya mengimbau kepada seluruh perajin dan pelaku usaha batik yang hadir di sini terus mengeksplorasi potensi zat warna alam," ujar Airlangga.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017